-🌼🌼🌼-
Langkah kakinya menuntun Ava masuk ke dalam apartemen yang didominasi warna abu-abu itu.
Kelelahan yang ia rasakan memotivasi dirinya untuk segera mengistrahatkan diri.
Namun sebelum itu, lebih penting bagi Ava untuk menyegarkan tubuh dengan memprioritaskan tujuannya ke kamar mandi terlebih dahulu.
Sepuluh menit ia habiskan hingga tubuhnya benar-benar segar sekarang. Tak butuh waktu lama pula untuk menentukan pakaian tidur mana yang bisa menjamin kenyamanan tidurnya nanti malam.
Sayangnya,
Ketika Ava baru saja akan melangkah ke tahap merebahkan diri, mendadak terdengar bunyi bel yang menandakan bahwa seseorang kini tengah menunggunya membuka pintu apartemen.
Itu tidak mungkin Ten.
Saat Ava membuka pintu itu, dugaannya benar.
Memang bukan Ten, melainkan sosok Zed.
"Hai, Zed" kecanggungan terasa jelas dibalik nada suara Ava.
"Hai."
Saat itu juga Ava menggeser tubuhnya sedikit lebih ke kiri, memberi ruang untuk Zed agar bisa masuk kedalam apartemennya.
Bahasa tubuh Ava itu dimengerti dengan baik oleh Zed.
"Duduklah."
Seperti titah Ava, Zed pun melakukannya. Begitu pula dengan Ava yang juga duduk di sofa yang berhadapan dengan posisi Zed saat ini.
Beberapa saat berlalu, Ava masih menunggu Zed membuka suara.. atau mungkin sebaliknya.
Untung bagi mereka, kecanggungan itu dapat terminimalisir setelah suara bass khas pria telah lebih dulu terdengar.
"Aku minta maaf"
"Aku yang harusnya meminta maaf, Zed."
"Tidak, aku yang salah karena pergi begitu saja disaat kau justru membantuku berdiri"
"Itu salahku hingga kau dan Ten bertengkar. Karena aku salah, maka tak ada alasan untukmu meminta maaf."
Hembusan nafas terdengar dari pria itu.
Situasi senyap kembali terasa diruangan itu. Entah kecanggungan jenis apa yang terjadi saat ini, Ava pun tak mengerti.
"Apa kau tidak berniat menanyakan tujuanku datang kesini?" Tanya Zed, tiba-tiba.
Ava bingung.
Hal itu tak biasanya.
Zed memang pria yang sopan, namun kedatangan pria itu kehadapan Ava selama inj sudah jelas tujuannya untuk memperoleh perhatian Ava agar tertuju padanya.
Jika kali ini pria itu menuntut Ava bertanya perihal sesuatu yang tak semestinya dipertanyakan lagi,
Apa ada hal lain kali ini?
"Haruskah ku tanyakan? maksudku-- "
Ava ingin mengeluarkan apa yang ada dipikirannya namun Zed telah lebih dulu bersuara,
"Sepertinya selama lima tahun terakhir aku memang hanya terlihat seperti itu dimatamu." Simpul Zed.
Seperti itu? Seperti apa? Tidak ada yang menjamin 'itu' yang ada di pikiranku akan sama dengan apa yang ada dipikiranmu.
"Seperti apa, Zed?"
"Pria yang terobsesi, selalu membuatmu tak nyaman dengan tingkah ku yang memaksamu menerima perasaanku"
KAMU SEDANG MEMBACA
AfT : Unexpected [END]
Fiksi UmumThe new story begin, when we meet again. Siapa yang menyangka jika dalam waktu sepuluh tahun dapat mengubah hidup seseorang dengan cukup signifikan. Di usia 28 tahun, Ten dan Ava kembali bertemu. Memberi sensasi seperti semua dimulai dengan kisah ya...