XXIX. Stop It!

64 5 0
                                    

"Kehadiran mu pun tak diharapkan olehnya."
🌼-------------------🌼

-🌼🌼🌼-

"Seharusnya kau bilang jika tunanganmu ada di sini, Ava."

Ava cukup terkejut dengan perkataan Zed kali ini. Pria dengan ego setinggi langit seperti Zed, sangat luar biasa ketika mengakui Ten yang merupakan rivalnya, adalah tunangan sosok Ava yang ia cintai.

Namun hal itu tak digubris oleh Ava. Saat ini fokus Ava adalah pada perkataan yang dilontarkan oleh Ten sebelumnya.

"Zed hanya ingin melihat apartemenku." Ucap Ava, sebagai jawaban atas ucapan sarkas Ten.

Entah mengapa ia perlu menjelaskan itu. Mungkin.. hanya mengikuti insting saja, sebagai wanita yang perlu membela diri agar tak ada kesalahpahaman mengenai dirinya.

"Begitu ya? Jadi, bagaimana menurutmu tuan Zed? Kurasa kau sudah cukup melihat kondisi apartemen tunanganku"

"Menurutku suasana disini terlihat cocok dan sesuai dengan karakter Ava. Bahkan aroma ruangannya pun seketika mengingatkan ku pada Ava." Jawab Zed, dengan ekspresi tenangnya.

"Oh. Kau terlalu mengenal tunanganku rupanya."

"Ya. Kami sudah bersama selama lima tahun." terdengar sekali nada bangga dari suara Zed ketika mengucapkan itu.

"Benarkah? Lalu bagaimana menurutmu dengan wanita dan pria yang sudah saling mengenal selama berpuluh-puluh tahun?"

"Menurutku? Em.. jika hubungan antara mereka baik, itu layak disebut sebagai persahabatan yang kekal. Namun jika sebaliknya, maka itu bisa disebut sebagai hubungan yang membosankan."

Wajah Ten tampak mengeras.

Dan Zed tentu puas dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Ten.

Sementara itu, Ava tahu jika tak segera menghentikan ini.. maka dirinya sendirilah yang dirugikan. Ia lelah, dan akan semakin kelelahan jika kedua pria itu tetap bersama disatu ruangan yang sama.

"Bukankah tadi katamu hanya ingin melihat saja?"

Tanpa menjelaskan secara rinci, Zed segera mengerti maksud ucapan Ava.

"Ya, bebe. Aku akan pulang sekarang. Aku bukan tipe pria yang akan mengambil keuntungan dengan berlama-lama di apartemen seorang wanita lajang"

Ava hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.

"Jika kau membutuhkan ku, aku akan segera datang" ucap Zed, lagi.

"Dia hanya butuh kau segera menjauh darinya." Suara Ten telah lebih dulu terdengar sebelum Ava menjawab ucapan Zed tadi.

Sontak Zed yang sudah berbalik, mendadak menghentikan langkahnya.

Ava pikir pria itu akan membalas ucapan Ten tak kalah sinisnya. Namun apa yang dilakukan oleh Zed justru merupakan sesuatu yang sama sekali tak Ava perkiraan.

Cup.

Ciuman Zed mendarat begitu cepat di dahi Ava.

Tak lama setelah itu, Zed pun mulai kembali mengeluarkan suaranya..

"Aku tahu kau tak begitu padaku, bebe"

Tiba-tiba suara bass lain terdengar ketika Ava bahkan belum memproses dengan baik situasi saat ini, "Wanita murahan tetap saja murahan"

Ucapan Ten itu, meskipun terdengar samar namun sangat jelas tertangkap ditelinga Ava dan Zed.

"Apa katamu?" Zed merespon.

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang