XL. Butuh

57 7 1
                                    

Entah aku yang selalu membutuhkannya atau dia yang selalu ada bahkan sebelum aku tahu bahwa aku membutuhkannya.

🌼----------------------------------🌼







-🌼🌼🌼-

Sejak awal kedatangannya,  telah menarik perhatian mereka yang berada diruangan itu. Entah apa alasannya, Ava pun tak mengerti.

Namun dari apa yang disampaikan oleh Cla, sepertinya menjadi alasan yang tepat untuk itu.

"Auramu terlalu menyilaukan untuk cuaca mendung hari ini, Ava" bisik Cla ketika Ava baru saja duduk disamping wanita itu.

Alis Ava terangkat keatas, tak tahu harus merespon seperti apa namun dirinya memilih untuk memberi senyuman manis untuk ucapan sambutan Cla.

"Hari ini ada menu spesial yang ku masak untukmu. Ku harap kau suka." Ucap Cla lagi, sembari memberikan piring berisi menu yang ia maksud.

Saat itu juga Ava mencicipi hidangan yang ditawarkan oleh Cla.

"Enak, aku suka"

Senyuman bahagia terpancar di wajah Cla, "syukurlah"

Ava kembali mengunyah makanan itu sembari melihat tiga kursi yang masih kosong di depan dan kanan kirinya.

"Dimana yang lain?"

"El masih tidur. Zelo pun begitu. Sementara Ten, entahlah, aku tak melihatnya sejak semalam." Jawab Cla sambil mengunyah makanannya.

Mendadak Ava mengingat Zelo yang tadi tiba-tiba menghilang dari tempat tidurnya.

"Em, semalam Zelo tidur di kamarku tapi setelah mandi aku tak melihatnya lagi di tempat tidurku"

"Benarkah? Itu berarti ada yang memindahkan Zelo ketika kau mandi karena sebelum kemari aku ke kamar Zelo terlebih dahulu, dan dia masih menikmati tidurnya disana."

"Ya. Sepertinya begitu."

Berarti dugaanku benar. Ten menyuruh pelayan menggendong Zelo dan membawanya ke kamar anak itu. Syukurlah, setidaknya aku tahu dia dimana.

Beberapa pelayan tampak membungkukkan badan ketika sang tuan memasuki ruangan itu.

Ten, dengan pakaian santai yang membalut tubuhnya.

Ketika menyadari kehadiran Ten, entah mengapa membuat rasa gugup menghampiri Ava saat itu juga.

Dia hanya Ten, kenapa kau seperti ini Ava?

Bayangan Ava membawanya kembali ke saat dirinya dan pria itu berpelukan untuk waktu yang cukup lama sebelum kemudian Ten memutuskan kembali ke kamarnya.

Rasa sesal yang terlampau besar dirasakan oleh Ava saat itu juga. Entah kenapa dirinya baru merasa aneh sekarang.

Seharusnya aku tak memeluk Ten seperti tadi, seharusnya aku menendangnya keluar dan tidak membiarkan pria itu terus memelukku selama itu. Dimana ku taruh otak ku tadi, hah?

AfT : Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang