Terhitung mulai detik ini... bagiku kau seperti rokok, alkohol, dan berbagai hal negatif lainnya dalam kehidupan ku.
🌼----------------------------------🌼-🌼🌼🌼-
"Andrew!?"
"Selama ini aku tak.. punya sopan santun ya?" Tanya Andrew dengan senyuman canggung diwajahnya.
Ava menggeleng dengan cepat untuk menjawab pertanyaan itu.
"Tidak, tadi.. ku pikir.. Ten"
Andrew mengangguk pelan, "kalau yang kau maksud Ten, ya.. itu memang benar" ucap Andrew kemudian tertawa setelahnya.
"Ngomong-ngomong dimana aku harus menunggumu?" Lanjut pria itu lagi.
"Menunggu?"
"Ya. Kau tidak akan memakai baju tidur saja, kan?"
"Tunggu, apa maksudmu..? kenapa kau harus menungguku dan kenapa kalau aku hanya memakai baju tidur?"
Andrew terdiam sejenak.
Lalu tertawa setelahnya.
"Hahahahhaa"
Sementara Ava semakin bingung dengan situasi yang terjadi.
"Baiklah aku mengerti sekarang." Ujar pria itu.
"Dan aku tak mengerti sama sekali." Imbuh Ava cepat.
"Tak masalah. Nanti juga kau mengerti. Sekarang masuk kedalam, ganti bajumu sementara aku akan menunggu di sini"
"Tapi.."
"Tapi apa? Jangan bilang kau tak enak membuatku menunggu di luar jadi kau akan menyuruhku masuk kedalam dan aku bisa melihatmu berganti baju, lalu setelahnya aku akan berakhir di dalam tanah karena Ten akan--"
"Baju apa yang harus ku pakai? Itu yang ingin ku katakan, Andrew" ucap Ava setelah merasa cukup lelah mendengar penjabaran isi pikiran konyol pria itu.
"Oh.." Andrew terdiam sejenak, tampak memikirkan jawaban pertanyaan Ava, "Baju apa saja, selama itu bukan baju tidur atau baju yang akan memancing kemarahan Ten. Kau tahu maksudku, kan?"
Tak perlu berpikir lama untuk memahami maksud Andrew.
Baju kurang bahan. Siapa juga yang mau memakai baju seperti itu?
-🌼-Ava berjalan beriringan dengan Andrew disampingnya.
Siapapun yang melihat mereka mungkin akan berpikir bahwa keduanya sedang berkencan dikarenakan pakaian Ava yang tampak serasi dengan pakaian yang dikenakan oleh Andrew.
"Tunggu, jangan bilang kau berniat membawaku ke hutan sekarang?"
"Ya, kau memang benar."
Sontak Ava menghentikan langkahnya.
"Santai saja Ava, aku juga tak tega berbuat jahat ke wanita cantik." Ucap Andrew yang menyadari ketakutan Ava.
Ava memutar bola matanya keatas. "Tak bisakah kau cukup memberitahu ku dimana tujuan kita sebenarnya?"
"Sudah kubilang ke hutan, Ava."
"Kenapa harus disana?"
"Entahlah. Tanya saja langsung pada tunanganmu nanti."
Mendengar Andrew menyebut kata 'tunangan' membuat Ava merasa geli dan lucu disaat bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AfT : Unexpected [END]
Ficción GeneralThe new story begin, when we meet again. Siapa yang menyangka jika dalam waktu sepuluh tahun dapat mengubah hidup seseorang dengan cukup signifikan. Di usia 28 tahun, Ten dan Ava kembali bertemu. Memberi sensasi seperti semua dimulai dengan kisah ya...