1

49.3K 2.3K 219
                                    

⏯🎶 Jaz – Teman Bahagia
|230420| ©VanteKim12

Arsa Nandana tidak pernah mengerti mengapa dirinya bisa terjebak dalam pernikahan melenceng ini. Yah, melenceng dalam artian yang sebenarnya. Sesama jenis.

Awal perjodohan dia menolak lalu lambat laun hanya bisa pasrah mengangguk tanpa perlawanan. Calon suami, ah tidak— maksudnya suami dia juga setuju-setuju saja. Bahkan terkesan cuek dengan pernikahan yang terjalin diantara mereka. Arsa masih ingat saat hari pernikahan mereka berlangsung, wajah pria itu teramat datar bagaikan papan cucian. Tidak ada senyum, tidak ada binar ceria apalagi sikap hangat seorang suami.

Tubuhnya tinggi tegap menjulang ke atas. Surai brown dengan iris tajam berwarna hitam legam. Rahang tegas serta kontur wajah rupawan. Di foto pernikahan mereka saja aura gelapnya tetap terasa bagaikan petugas eksekusi mati yang siap menjalankan tugas. Bukannya pengantin pria yang menikmati malam penuh kesenangan.

Arsa menghela napas entah untuk ke berapa kalinya. Ia tatap lamat-lamat bayangan serupa di cermin kemudian membasuh wajahnya sendiri guna menghilangkan stress ringan pasca menikah.

“Arsa masih normal tapi kenapa bisa nikah sama satu spesies?” Setidaknya ratap menyedihkan seperti itulah yang terus Arsa dengungkan dibalik seribu satu pikiran gundahnya.

Kepala pemuda bersurai hitam itu kembali menunduk dalam-dalam, ada getir tak terima yang terpoles di paras elok tersebut.

Dia itu masih normal, sungguh. Orang tuanya juga bukan pecinta hubungan sesama. Walaupun begitu bukan berarti keduanya pembenci kaum pelangi.

Hidup mereka normal-normal saja mengikuti arus globalisasi dan perkembangan zaman seperti masyarakat kebanyakan.

Tapi kenapa Arsa harus berakhir menikah dan memiliki seorang suami alih-alih seorang istri?

Kenapa?

Kenapa?

Ck! Lama-lama otaknya bisa pecah menjadi serpihan debu dan tak bisa bangkit lagi. Arsa kesal pada dirinya sendiri, pada kedua orang tuanya, bahkan pada suaminya juga.

Kalau dia menolak Arsa juga akan menolak biar ada teman seperjuangan. Bukannya sama-sama pasrah dan mengangguk mengiyakan.

Knock!

“Arsa udah belum? Saya juga mau mandi, cepet keluar sekarang.”

Itu suara suaminya, tidak berteriak ataupun membentak tapi nada bicaranya sedikit naik agar bisa didengar Arsa yang masih betah mengurung diri di dalam kamar mandi.

“Iya, tunggu sebentar!” Arsa berseru tak kalah nyaring. Membasuh wajahnya lagi sebelum menarik napas dalam-dalam dan berusaha tenang sebisa mungkin.

Haa, oke tenang.

Jangan negatif thinking dulu, jalani saja sesantai mungkin. Siapa tahu nanti mereka beneran tidak cocok terus berakhir pisah. Arsa masih punya kesempatan untuk mengibarkan bendera kelurusan-nya.

Cklek!

Nathaniel Miller sudah berdiri dengan sabar di luar pintu kamar mandi. Arsa meringis, bergeser ke samping sebelum berlalu pergi dan menggosok rambut basahnya menggunakan handuk.

Happy Marriage [KV] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang