5

15K 1.6K 95
                                    

⏯🎶 Adera - Lebih Indah | ©VanteKim12

Pelajaran olahraga adalah sesuatu yang paling Arsa jauhi sejak dulu. Dia tidak suka berkeringat apalagi kepanasan di bawah sinar matahari karena wajahnya akan langsung memerah dengan suhu tubuh yang meningkat pesat dalam hitungan detik.

Sudah 2 Jam mereka berolahraga mulai dari lari keliling lapangan sampai push up dan sit up. Hitung-hitung menilai kebugaran serta kesehatan para murid.

“Capek Jul.”

Berbanding terbalik dengan wajah lesu Arsa, Julian justru melompat-lompat dengan semangat memainkan tali skipping. Katanya sih biar bisa tambah tinggi ngalahin si adek kelas songong, Gusti Agung.

Arsa tidak peduli, toh tinggi badan Julian sama sekali tidak membawa pengaruh baginya kalau di pikir-pikir. “Sa, gue udah tambah tinggi belum?”

Iris hazel Arsa berkilat jenaka, mengukur tinggi badan Julian dengan wajah sok-sok'an lalu tersenyum tipis dengan teriakan heboh hingga mengejutkan Julian.

“Woah lo tambah tinggi Jul... ” ucapannya dijeda sesaat, Julian sudah kegirangan menatap penuh harap pada Arsa. “... Tapi nanti kalau udah lebaran babi hehehe~”

“Kampret!”

Arsa terbahak puas, menunjuk-nunjuk wajah kesal Julian penuh penghinaan. Rasanya senang sekali kalau sudah melihat wajah kesal Julian.

Tepat saat dua teman masih sibuk bercanda, di sebrang lapangan sana pekik nyaring seorang gadis mengejutkan mereka.

Keduanya menoleh secara bersamaan sontak saling melihat sebelum berlari untuk menolong. Julian yang paling bersemangat bahkan larinya sudah mengalahkan Arsa yang memasang tampang ogah-ogahan.

“Lho, Kayla.”

Arsa melongo dengan kedipan bingung untuk sesaat, melihat seragam olahraga yang masih melekat ditubuh kayla tanpa banyak bertanya.

Arsa lupa kalau jadwal pelajaran olahraga mereka itu sama.

“Kaki lo kenapa?” Julian bertanya dengan posisi berjongkok. Arsa tetap berdiri dengan wajah heran. Murid lain hanya melihat dari kejauhan.

“Kayla, lo gapapa?” Dua orang gadis asing ikut menghampiri, ada kecemasan yang terpancar di mata mereka. Arsa tebak kalau kedua gadis ini adalah sahabat Kayla.

“Kayaknya kaki gue keseleo.” Dia meringis, mencoba berdiri namun hampir terjatuh kembali jika tidak ditahan oleh Arsa yang memiliki refleks bagus. Julian tersenyum penuh arti dengan kerlingan jenaka bahkan pemuda bermata sipit itu sudah bersiul-siul menggoda Arsa.

“Ekhem mantan ekhem!”

Arsa mendelik tajam, menahan tubuh ringan Kayla agar tidak terjatuh kembali. “Gue bawa ke UKS ya?” tanyanya pelan yang mana langsung diangguki oleh Kayla.

Julian serta dua gadis asing tadi hanya berdeham pelan, berjalan mundur diam-diam seolah ingin memberikan ruang bebas bagi sepasang sejoli yang dulu pernah memadu kasih. Wajah Kayla sedikit merona, berjengit kaget begitu pegangan Arsa terlepas dan hampir membuat Kayla jatuh karena hilang keseimbangan.

“Ayo naik, biar gue gendong.” Arsa tidak mendorong Kayla dia justru berjongkok dengan senyuman tipis tanpa aba-aba.

Membiarkan gadis bersurai panjang tersebut naik keatas punggung diselingi oleh siulan menggoda dari mulut laknat Julian dan kekehan geli kedua gadis asing tadi.

Happy Marriage [KV] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang