35

15.5K 1.4K 181
                                    

⏯🎶 Closer - The Chainsmokers ft. Halsey

Warning!
Agak nganu.




Satu tahun hidup bersama membuat Arsa lupa waktu hingga hari kelulusan tiba. Pemuda manis itu kini sudah mendapat kebebasan sesaat sebelum memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Universitas.

Tapi Arsa ragu, dia ingat permintaan Nathan perihal rencana selepas kelulusan.

Tentu saja membuat anak.

Pria itu sudah menunggu selama hampir satu tahun lebih, begitu pula dengan Arsa. Walau terkadang sedikit bertengkar dan bertingkah seperti anak kecil, dia bukanlah tipe orang yang akan tega mengingkari janji.

Lagipula, Arsa juga butuh pembuktian tentang kelebihan diri sendiri yang bisa mengandung seorang anak. Jujur, Arsa masih ragu acap kali memikirkan jenis kelamin dan gender dia sebagai lelaki. Arsa yakin kalau dia tidak mungkin bisa mengandung jabang bayi.

“Lagi mikirin apa?” Rengkuhan hangat dari sosok jangkung yang berstatus sebagai suaminya Arsa terima.

Si surai hitam menoleh lalu berbalik dan balas memeluk Nathan erat. Udara malam yang berhembus melalui balkon kamar dia abaikan karena eksistensi sang pria dewasa lebih berarti. “Nanti nama anak kita siapa?”

“Kamu sukanya nama apa?”

Si manis menggeleng pelan, mengukir pola abstrak di sekitar dada bidang Nathan menggunakan jari telunjuk. “Arsa pilih nama cewek, nanti Mas Nathan pilih nama cowok.” ujarnya memberikan usul.

Nathan terkekeh, mengecup garis leher hingga bahu Arsa lalu merambat turun hingga tulang selangka. “Gimana kalau Ethan?” Dia berbisik rendah.

Menarik pinggang Arsa agar lebih mendekat dan mengusap punggungnya diam-diam. Semburan napas panas jatuh menerpa kulit sewarna tan tersebut. Membubuhi beberapa gigitan sebelum menyatukan dahi untuk saling menatap lekat-lekat.

“Namanya hampir sama kayak punya Mas.” celetuk Arsa ringan sembari berjinjit dan meremat surai belakang si pria seduktif.

“Kalau gitu buat nama perempuan nya Arsa pilih— Emma, Emily, Erinna, atau Ersya?”

“Yang menurut kamu cocok aja jangan terlalu ribet.” Putus Nathan pasif selagi menyelipkan anak rambut pada belakang telinga Arsa. Sudut bibir Nathan tertarik, mengusap bibir bawah sang submissive menggunakan ibu jari sebelum menekan masuk untuk dimainkan.

“Daripada mikirin nama buat bayi, kenapa gak buat dulu sama mas?”

Arsa balas tersenyum, menggigit pelan ibu jari Nathan lalu menghisap terlampau jenaka. Ujung lidah dia menyapu, membasahi setiap inci ruas jari panjang pelan-pelan. Membuka lebih lebar belah bibir seolah memberikan kode agar Nathan kembali memasukkan jari yang lain.

“Ngh tapi jangan pake pengaman lagi ya. Arsa gak suka.”

Lagipula dia sudah lulus.

“Gak akan, mulai sekarang gak usah pake itu lagi. Mas juga gak suka.” Kecupan ringan jatuh mengenai daun telinga yang lebih muda. Menyalurkan hasrat tercela melalui untaian bisik serta usap tak senonoh yang memeta lapis kulit tubuh diam-diam.

Debar jantung Arsa menggila memacu adrenalin tersembunyi, rona merah menyebar hingga mewarnai leher dan juga telinga. Mata dia berkabut samar, menggelitik otot perut Nathan dari balik kaus menggunakan tangan gemetar halus.

Sial.

Arsa butuh sentuhan panas Nathan.

Dia butuh dominasi pria ini untuk mendapat kenikmatan duniawi.

Happy Marriage [KV] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang