⏯🎶 Still With You – Jeon Jungkook
Jika kali pertama Arsa bertemu dengan Nathan adalah tiga tahun yang lalu. Maka lain lagi dengan pria bersurai brown tersebut. Sejauh Nathan mengingat dan mengenal Arsa adalah saat bocah itu berusia 5 tahun.
Mereka berdua masih kecil, memiliki selisih 6 tahun dengan Nathan yang sudah menginjak usia 11 tahun.
“Ayo kenalan, jangan saling diem aja.” Bella mengawali pertemuan mereka dengan sebuah senyuman, begitupula dengan Aleta yang mendorong punggung Nathan agar mendekati si kecil lebih dulu.
‘Arsa pemalu.’ Begitu kata ibunya saat berbisik di telinga.
“Halooo.” Nathan kecil segera mengulurkan tangan dengan wajah penasaran.
Arsa masih bersembunyi dibalik kaki Bella. Kepala dia muncul sedikit sampai poni depannya ikut bergerak, menyapu ke samping. Mata bulat dia mengerjap, pipi merona samar dan jangan lupakan binar polos sebagai tambahan.
Nathan gemas, mencubit pipinya tiba-tiba sampai membuat bocah itu memekik terkejut. “B-bunda~”
“Eh, Nathan. Jangan buat Arsa nangis dong!” Aleta menepuk kepalanya dengan senyuman kikuk. Bella hanya tertawa lepas, menggenggam tangan kecil Arsa dan mendorong bocah manis itu agar berhadapan dengan Nathan, lagi.
“Adek kenalan sama Kak Nathan ya, dia baik lho.”
“T-tapi pipi Arsa tadi dicubit, sakit bunda~” adunya dengan rengekan disertai bulir air mata yang terlihat menggemaskan. Pipi chubby dia masih memerah, mendelik diam-diam pada Nathan sebelum menjulurkan lidahnya main-main.
Kedua wanita itu tersenyum pasrah, membiarkan kedua putra mereka saling berkenalan walau tetap dihiasi keheningan sepanjang hari kala itu. Nathan duduk acuh tak acuh di atas ayunan, Arsa sibuk bermain pasir bersama anak-anak lain.
Namun tak lama kemudian mata hazel dia bergulir menatap Nathan cukup lama. Kaki kecilnya berlari tergopoh-gopoh, mengambil sesuatu yang ada disaku celana lalu menyerahkannya pada Nathan. “Buat kakak.”
Sebuah permen. Sudah pasti rasanya manis sedikit asam bagaikan buah strawberry.
“Kamu udah nggak marah?”
Arsa menggeleng lantas ikut duduk di ayunan satunya lagi dengan sedikit kesusahan sampai Nathan sendiri harus turun tangan dan menggendong bocah berusia 5 tahun itu agar bisa duduk dengan benar diatas ayunan.
“Kata Bunda nggak boleh marah lama-lama, nanti jadi temennya hantu.”
Senyuman kotak terulas sempurna lalu menatap manik gelap Nathan lamat-lamat. “Kakak coba senyum sebentar.”
“Kenapa?”
“Ada gigi kelincinya, lucu~” Dia memekik heboh, menunjuk bibir Nathan yang masih terkatup rapat.
“Senyum ih! Arsa mau lihat!” Kesal karena permintaannya tidak segera di turuti. Pipi Nathan lantas ditarik secara paksa hingga membuat si empunya meringis dan menahan tangan Arsa agar berhenti.
“Gak sopan banget sih. Kakak lebih tua dari kamu!”
Netra bening Arsa berkaca-kaca, tangisan dia bahkan nyaris tumpah jika saja Nathan tidak dengan cekatan menepuk-nepuk kepala si kecil lalu membuat senyuman kaku hingga gigi kelincinya terpampang jelas.
“H-hiks, Gak ikhlas!” Dia protes, sedangkan Nathan menghela napas jenuh.
Semakin gemas juga ingin mencubit pipi gembil Arsa tapi terlalu takut kalau bocah ini akan mengamuk dan menangis sembari mengadu pada ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Marriage [KV] ✓
Fiksi PenggemarKeduanya menikah karena perjodohan tapi bukan berarti tidak ada kebahagiaan. [230420 • 070720]