6

15.3K 1.7K 122
                                    

⏯🎶 Budi Doremi - Tolong | ©VanteKim12

Selepas berganti pakaian dan bel istirahat Berdering nyaring, Arsa langsung mengambil kotak bekal di dalam tas-nya kemudian berlari keluar kelas tanpa menoleh ke arah belakang sedikitpun.

Julian sendiri sudah melongo tak percaya, dia baru saja akan berdiri dan mengajak Arsa makan di kantin tapi malah ditinggal seorang diri.

“ARSA, MAU KEMANA KAMPRET?”

Mundur dua langkah senyuman polos Arsa terulas lebar sembari berteriak dengan tidak tahu malunya. “MAU KETEMU SUAMI, NGAPA? MASALAH BUAT LO?”

Julian bergidik ngeri berusaha keras menahan bisikan setan untuk menghajar wajah tanpa dosa Arsa menggunakan sepatu. Dari kemarin ngomongnya udah nikah mulu, Julian 'kan langsung merinding, ketar-ketir menahan perasaan geli.

“Stress anjir!”

Arsa mengedik acuh tak acuh niatnya hanya ingin bercanda tapi tetap saja dia tidak mau menjelaskan lebih jauh lagi dan memilih pergi ke arah ruang guru. Maksudnya ruangan Nathan.

Seharusnya ruang guru di sekolah Arsa itu menyatu tapi entah kenapa ruangan milik Nathan malah terpisah dan dibuat khusus untuk diri sendiri.

Mau bertanya sungkan, pikir dia nanti saja kalau sudah menemukan waktu yang tepat.

Belok kiri, lurus, belok kanan terus lurus lagi. Arsa sudah sampai di depan ruangan Nathan. Berpikir sebentar sambil melihat sekeliling seolah ingin memastikan bahwa semuanya aman terkendali. Tidak ada yang melihat. Bagus.

Knock! Knock!

“Pak.”

Belum 3 detik dia memanggil pintu berwarna cokelat tersebut langsung terbuka dengan tubuh tinggi Nathan yang menjulang dihadapan Arsa sebagai tambahan. Ada senyuman tipis yang menghiasi paras elok tersebut.

“Ayo masuk, bekel-nya kamu bawa kan?”

Sebelah tangan Arsa terangkat menunjukkan kotak bekal sendiri dengan senyuman khas yang terlihat manis. “Udah Arsa bawa kok.”

Sebelah tangan Nathan terangkat mengusap pucuk kepala Arsa lembut. Menutup pintu yang baru saja dia buka lalu mempersilahkan remaja tanggung itu duduk diatas sofa. “Kamu gak bawa minum?”

“... Lupa.”

Bola mata Nathan nyaris berputar malas, beruntung dia menyimpan botol minuman cukup banyak jadi tidak usah repot-repot membeli keluar. Duduk berhadapan dengan Arsa, pria beriris hitam tersebut membuka tutup minuman terlebih dahulu sebelum Arsa sempat menyuapkan makanan.

“Kata Bi Laila, bekelnya Kak Nathan yang buat.”

Memberikan dua potong sosis goreng pada wadah makan Arsa, kepala Nathan mengangguk sebagai jawaban. “Kasian Bi Laila udah capek ngurus rumah. Jadi saya yang buat, gimana?”

Sudut bibir Arsa tertarik sempurna. “Enak, nanti ajarin Arsa masak ya. Biar bunda gak ngomel-ngomel kayak kemaren.”

Bagaimana tidak?

Setelah tahu sang menantu yang berakhir memasak, Bella (ibunda Arsa) langsung menelpon dan mengomeli putra sulungnya tanpa henti seperti kereta express. Memberikan wejangan panjang plus lebar agar Arsa lebih memperhatikan tugasnya daripada menyusahkan Nathan hingga kelelahan.

Happy Marriage [KV] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang