⏯ 🎶 I love you so much, You'll know it – Ysabelle Cuevas
Ada satu peraturan khusus yang mengikat kelas Arsa, yaitu setiap 3 bulan sekali tempat duduk mereka akan digulir alias berpindah tempat.
Dulu Arsa duduk dengan Julian sekarang dia duduk dengan Asep. Di baris kedua, bangku bagian tengah. Nathan sebenarnya tahu soal peraturan yang di buat oleh wali kelas Arsa, hal itu dimaksudkan agar setiap murid bisa berinteraksi dan akur secara keseluruhan tanpa harus membentuk geng di setiap pertemanan.
Tapi untuk kali, rasa-rasanya pandangan Nathan mulai terganggu setiap kali melihat bahu Arsa dirangkul kelewat akrab oleh pemuda bernama Asep tersebut.
Mata dia menajam, menggenggam spidol lebih erat dan nyaris melempar buku paket di tangan guna melampiaskan emosi.
“Sa, kok bulu kuduk gue merinding ya? Kayak ada yang nyumpahin gue sial.” Asep berbisik takut-takut, menempel lebih dekat pada Arsa dan mengulas cengiran konyol saat cibiran menghina lolos dari belah bibir si manis.
“Geseran dikit bego!”
“Gak mau ah, lo anget.”
Kurang ajar.
Bersiap melontarkan hinaan, pipi kiri Arsa dicubit tiba-tiba dengan kekehan gemas.
“Kok, gue ngerasa lo jadi tambah gendutan ya? Makin gede aja nih pipi. Kayak bakpao hahaha~”
Bugh
Aduh!
Asep meringis lalu mengusap sisi kepala yang baru saja mendapat lemparan manis berupa penghapus whiteboard.
Tidak usah bertanya pelakunya siapa karena Asep tidak berani melawan.
“Kamu duduk yang bener. Jangan dempetan kayak gitu dan jangan ngobrol dikelas!” Suara rendah Nathan menggelegar sembari menunjuk wajah Asep mengerikan.
Alis dia menukik dalam lantas berjalan menghampiri untuk menggeser kursi mereka berdua hingga berjauhan.
“Duduk diam atau saya kurangi nilai kamu jadi nol!”
Arsa berdengung gugup, antara ingin menertawakan juga takut dengan amarah Nathan. Dia sadar pria ini mempunyai sikap posesif yang cukup berat.
Bahkan saat Arsa mengobrol lama dengan Julian saja, terkadang Nathan akan sering memperhatikan sembari mengetuk-ngetuk meja seolah sedang menghitung waktu yang dihabiskan Arsa ketika mereka sedang mengobrol.
Arsa meraih potongan kertas yang ada di dekat buku. Kemudian menulis beberapa patah kata begitu Asep dan murid lain sedang sibuk mengisi soal.
Kertas tadi dia lipat hingga menjadi kecil, setelah itu menyelipkan diantara telapak tangan Nathan saat pria itu berjalan melewati bangkunya.
Tidak ada yang tahu. Tentu saja.
Nathan sendiri hanya mengangkat sebelah alis heran. Menatap senyuman Arsa penuh tanda tanya kemudian membaca tulisan milik si manis sembari membelakangi para murid.
Relax Daddy, i'm yours and you're mine. okay?
Jantung dia mencelos sesaat dengan debaran hebat. Kemudian memilih berdeham lirih dan menyimpan kertas tadi ke dalam saku celana.
Julian memperhatikan diam-diam, melirik senyuman merekah Arsa dari bangku belakang sebelum mendengus dan mencebik tanpa suara.
‘Dasar bucin tidak sadar tempat!’
“Sa, lo kerasukan?” Asep yang mulai menyadari perilaku aneh teman sebangkunya segera bertanya dengan cicitan takut.
Dia merasa aneh karena sejak tadi Arsa terus tersenyum seperti orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Marriage [KV] ✓
FanfictionKeduanya menikah karena perjodohan tapi bukan berarti tidak ada kebahagiaan. [230420 • 070720]