Flashback

12.2K 1.3K 106
                                    

⏯🎶 Still With You - Jeon Jungkook




Kali pertama Arsa bertemu dengan Nathaniel adalah sekitar tiga tahun yang lalu; tepat ketika dirinya tengah mengikuti masa orientasi siswa.

Arsa datang terlambat, berlari secepat mungkin dan sukses menabrak Nathan hingga jatuh tersungkur. Sayang sekali, dia hilang keseimbangan. Kaki Arsa terkilir juga membengkak sampai timbul memar halus. Arsa benar-benar takut, berpikir bahwa dia mungkin saja akan diusir sebelum hari pertama masuk. Sebagai seorang anak bawang dengan sifat cengeng plus penakut, tentu saja Arsa langsung menangis ditempat tanpa aba-aba.

Nathan terkejut, mata dia membola kaget lalu menepuk-nepuk kepala si kecil agar tenang. “Jangan nangis hei, sini, biar saya bawa kamu ke UKS.”

Arsa menggeleng takut-takut, memandangi setelan formal Nathan selagi meringkuk lucu bagaikan anak kucing. Pria ini pasti gurunya dan ingatkan Arsa untuk mengucapkan maaf setelah keberanian dia terkumpul.

“Jangan nangis, kamu itu laki-laki!”

Galak.

Calon guru-nya sangat galak seperti serigala. Wajah elok Arsa kian pucat dengan gelengan kaku. Mengusap air mata secepat kilat sebelum menunduk menghindari tatapan tajam Nathan. “Ayo berdiri, biar saya antar ke ruang UKS.”

“P-pak.”

“Kamu siswa baru 'kan? Gak usah takut, saya jinak.” Terdengar aneh namun Nathan harus berbicara seperti itu agar Arsa tidak takut dan terus-menerus meringkuk seperti anak kucing.

“S-saya mau ikut MOS pak.”

“Biar saya yang bilang sama ketua osis dan guru pengurusnya. Ayo berdiri.”

Meneguk ludah dengan susah payah, pemuda berusia 15 tahun itu pada akhirnya berusaha bangkit sembari menahan nyeri pada bagian kaki. Dahi dia berkerut samar, memegang telapak tangan Nathan sebagai tumpuan namun harus kembali jatuh dan memekik penuh derita.

“S-sakit.” bisik Arsa lirih sebelum mendongak guna menatap Nathan disertai kerlipan memelas.

Si pria mendengus, berjongkok di depan Arsa dan berbicara kelewat datar. “Naik.”

Sangat jarang ada seorang guru yang rela menyerahkan punggungnya untuk menggendong seseorang murid hanya karena insiden terkilir. Pikiran Arsa total buntu lantas menggeleng panik dan beringsut mundur menjauhi punggung lebar Nathan.

“G-gak usah Pak, saya bisa jalan sendiri.”

“Cepet naik, saya guru kamu di sini. Gak boleh ngelawan!”

“Tapi Pak—”

“Naik bocah, sebentar lagi upacaranya selesai!” Suara tenor Nathan naik beberapa oktaf. Kesal juga karena calon anak murid ini sangat keras kepala.

Bibir Arsa melengkung ke bawah, beringsut naik dalam gendongan Nathan dan menundukkan kepala dalam-dalam. Dia tidak berani bicara, paling-paling hanya melirik melalui sudut mata lalu melengos seolah tak peduli.

Nathan sendiri tidak ambil pusing, garis pandang dia tetap lurus dengan langkah kaki seimbang. Bobot tubuh Arsa terbilang ringan, jelas tidak membawa masalah apapun bagi Nathaniel yang mempunyai postur tegap nan jangkung.

Happy Marriage [KV] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang