41

14.1K 1.3K 243
                                    

⏯🎶 Sweet Night – V (BTS)



Garis pandang Arkan tidak pernah lepas dari perut rata kakaknya sejak tadi. Mata dia melotot, bergerak gelisah seolah ingin memastikan sesuatu namun terus tertahan oleh dinding kokoh yang dibangun berdasarkan sifat posesif Nathan dari ujung sofa sana.

Nala, sepupu Nathan yang juga ikut hadir; sudah mendengus geli menghadapi sikap aneh Arkan.

“Bang.”

Arsa menoleh, kebetulan sekali dia duduk berhadapan dengan Arkan. satu alis terangkat tanda heran, lalu berjengit kaget begitu usapan lembut menghampiri perutnya bersamaan dengan tatap tajam dari sang suami.

Si pelaku (read; Arkan) hanya mengulas cengiran polos tanpa rasa bersalah. Ujung jari dia mengetuk-ngetuk perut Arsa dari luar baju. Tampak begitu penasaran perihal kelebihan kakaknya yang bisa mengandung.

Hei, apa itu artinya dia juga bisa mengandung ?

Ugh, itu terdengar mengerikan. Daripada mengandung, Arkan lebih suka memasukkan kecebongnya agar Nala saja yang hamil dan mengandung seperti Arsa.

“Bang, keponakan gue ada disini ya?”

“Lo itu bego atau emang pura-pura gak tahu sih?” Bukannya menjawab, Arsa justru balik melontarkan pertanyaan dengan nada sinis. Nathan menyeringai, Nala bahkan ikut tersenyum. Antara kasihan dan puas.

“Dih bangsat, gue 'kan cuman nanya. Eh, adek-adek gemes, nanti kalau udah brojol kita main bareng-bareng ya sama om.”

Seringai Nathan sontak luntur tergantikan delik sengit. “Gak bisa! Nanti anak saya ketularan bodoh kalau main sama kamu!”

Pfft!

Nala dan Arsa tertawa renyah, sedangkan para orang tua hanya bisa tersenyum maklum menghadapi pertengkaran konyol anak mereka.

Dan sebenarnya Arkan ingin sekali marah, namun urung begitu mendapati tawa cerah sang pujaan hati untuk pertama kalinya. Masya Allah, nikmat Tuhan mana lagi yang akan kau dustakan ?

Sial, Arkan jatuh cinta sungguhan!

“Kak, mau jadi pacar saya gak?”

Tawa Nala terhenti seketika, lantas terbatuk-batuk kecil dan berpaling menghindari senyuman tulus Arkan.

“Gak, makasih.” Meski berucap demikian, wajah dia tampak merona tipis. Tidak tahu kenapa.

Arkan mengangguk, tidak terlihat marah ataupun sakit hati. Mungkin dia sudah biasa mendengar penolakan Nala. Lagipula Arkan bukan tipe orang yang mudah menyerah sebelum janur kuning melengkung. 

“Kalau gitu langsung jadi istri saya aja ya Kak, lebih barokah.”

.

.

.

Nathan bersyukur, pada masa kehamilan pertama Arsa semuanya berjalan dengan lancar. Walau tak jarang harus bertengkar karena emosi sesaat si manis tapi Nathan mencoba mengerti.

Bersikap lebih dewasa dan mengakhiri pertengkaran mereka secara baik-baik sesuai dengan nasehat sang Ayah dan juga Ibunda tercinta.

Mereka bilang; ‘Kamu harus ngertiin kondisi Arsa. Dia lagi mengandung, itu gak semudah yang kamu bayangin. Mama tahu gimana rasanya, selama berbulan-bulan Arsa harus nanggung rasa sakit sama pegal. Belum lagi kalau dia cemas atau panik sebelum lahiran. Pasti sewaktu-waktu Arsa juga bakalan susah tidur dan ngalamin kontraksi. Bertarung nyawa demi ngelahirin anak kalian.’

Happy Marriage [KV] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang