⏯🎶 Jaz – Dari Mata
“Lagi nonton apa?”
“Nonton drama.” Arsa berbaring tengkurap dengan rambut basah yang belum sepenuhnya kering. Mata dia fokus pada layar laptop, berjengit kaget saat kecupan ringan mendarat tanpa permisi.
“Capek ya?”
“Gapapa, itu juga kemauan Arsa.”
Nathan tersenyum lembut, mengambil handuk di tangan si manis dan menggosok surai hitam dia secara perlahan sebelum berujar jujur. “Mas gak suka waktu lihat Satria tadi pagi.”
Sebelah alis Arsa terangkat heran. “Kenapa gak suka? Sekalipun Satria punya perasaan lebih buat Arsa tapi hati Arsa cuman buat mas Nathan seorang kok.”
Dia tidak se-bodoh itu sampai tidak menyadari perasaan Satria. Arsa tahu semuanya, dia terlampau peka untuk ukuran remaja polos yang masih amatir soal percintaan.
“Cuman buat mas? Gak ada yang lain?”
“Mas Nathan gak percaya?”
Pria bersurai brown itu menggeleng main-main, mendekatkan wajah mereka berdua hingga ujung hidung bersentuhan lekat. “Mas gak percaya, coba cium dulu sini.”
Chup
“Udah percaya 'kan?”
Tawa cerah Nathan mengudara seketika, mata hitam dia berpendar teduh. Merangkul bahu Arsa menggunakan tangan kanan lalu mengusak surai halusnya gemas.
“Suami kecil kesayangan Mas.”
“Mas juga suami kesayangan Arsa, mau peluk~”
Memenuhi keinginan Arsa, pelukan hangat Nathan dapat dia rasa pada hitungan detik berikutnya. Masing-masing senyuman dari keturunan adam tersebut terulas. Memuja dalam hati tanpa harus mengutarakan lewat kata.
“Udah dulu peluknya, Arsa masih mau nonton.”
Layar laptop yang sempat terlupakan kini kembali menarik atensi Arsa. Fokus dia sepenuhnya dituangkan menyaksikan setiap adegan manis hingga sedih. Total cuek akan eksistensi Nathaniel disamping kirinya.
“Drama tentang apa?”
“Cinta beda negara.”
“Terus?”
“Aktor-nya ganteng ya.”
Huh?
Garis pandang Nathan jatuh memindai penampilan aktor pria yang baru saja Arsa puji, alis dia bertaut halus. Menyugar poni depan sendiri dengan wajah pongah serta seringai meremehkan. “Mas lebih ganteng daripada, siapa namanya?”
“Calon imam.” jawab Arsa jenaka disertai kerlingan jahil.
Nathan berdengung kesal, menjentik kening Arsa main-main sembari mencerca tegas. “Kamu mau selingkuh dari Mas, hm?”
“Kenapa? Gak boleh?”
“Boleh kok...” Nathan terkekeh geli disela-sela ucapan terhenti “... Kamu boleh sayang sama orang lain tapi orang itu harus anak kita, ngerti?”
Pipi Arsa merona lucu, mengangguk malu-malu sebelum menelusup pada ceruk leher Nathan tiba-tiba. “Curang, Arsa jadi degdegan.” Ia berbisik lirih nyaris tak terdengar.
“Gara-gara mas ya?”
“Iya.”
Tawanya lagi-lagi terdengar memenuhi seisi kamar lantas mengecup pipi Arsa berkali-kali hingga membuat si pemilik merengut sebal berhiaskan pipi merona hebat. Dia malu, benar-benar malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Marriage [KV] ✓
FanfictionKeduanya menikah karena perjodohan tapi bukan berarti tidak ada kebahagiaan. [230420 • 070720]