⏯🎶 Andmesh - Nyaman | ©VanteKim12
“Diem Arsa jadi susah!”
“Sakit Kak, pelan-pelan!”
Pemuda itu meringis kesakitan, menepuk kaki Nathan sebagai peringatan tanpa kata. Arsa baru selesai mandi setelah insiden di kamar mandi tadi. Loly, si kucing kecil juga sudah bersih dan wangi. Sekarang saja sedang duduk dipangkuan Arsa sembari menggeram, meringkuk mencari kehangatan.
Oh, Nathan sedang menyisir rambut Arsa omong-omong. Duduk santai dibawah karpet dengan posisi bersandar pada dada bidangnya.
"Loly langsung tidur, Arsa juga mau tidur." lagipula kucing orange ini sudah diberi makan, melahap habis whisk*s yang baru saja dibeli oleh bi Laila tanpa meninggalkan sisa sedikitpun.
“Lihat buku dulu, ada tugas nggak?”
Arsa berpikir lalu mengangguk dengan ogah-ogahan. Terlalu malas untuk sekedar mengambil buku dan juga menulis. “Kerjain tugasnya!”
“Besok aja, nyontek sama Julian.”
Iris onyx Nathan berkilat tajam hanya sesaat karena setelah itu kepalanya mengangguk pasrah. Menyontek sesekali tidak masalah asal nantinya tidak keseringan dan berubah menjadi sosok pemalas.
“Mau tidur?”
“Sebentar lagi.” Arsa masih ingin bersandar pada Nathan. Hangat.
Keduanya sama-sama diam, menikmati hening malam yang melingkupi suasana damai tersebut. Jemari tangan Arsa terulur mengusap bulu halus Loly, terkekeh kecil begitu surainya sendiri ikut diusap oleh Nathan.
“Kak.”
“Hm?”
“Waktu di sekolah ngobrolin apa sama bu Elsa?”
Sebenarnya Arsa sempat melihat bu Elsa dan Nathan berbincang di koridor. Ingin mendekat namun sungkan terlebih saat menangkap gurat kekesalan di wajah pria dewasa ini. Arsa jadi semakin ragu ingin mendekat, jadi hanya memperhatikan dari jauh sebelum masuk kembali kedalam ruangan Nathan dan berpura-pura baru bangun tidur.
“Kata Julian, bu Elsa lagi suka sama Kak Nathan.”
Entah kenapa Arsa jadi mudah terpengaruh oleh ucapan Julian.
Terkesiap kaget, Arsa kembali tenang begitu sadar tangan Nathan tengah memeluk perutnya dari arah belakang. Punggung Arsa kembali bersandar pada yang lebih tua. Sedikit mendongak untuk menatap wajah Nathan cukup lama.
Bagi Arsa, Nathaniel itu bagaikan sosok kakak idaman tapi membayangkan pria ini memberikan segala perhatiannya pada orang lain. Arsa tidak suka.
“Cuma obrolan biasa.”
“Biasa kayak gimana?”
“Dia nanya saya pulang sama siapa.” Kelopak mata Arsa berkedip dua kali, semakin mendongak ke atas dengan sorot penuh tuntutan hingga ujung dagu Nathan sempat menyentuh kening suami kecilnya.
Kalau disebut istri, pemuda ini akan marah. Lagipula memang tidak baik.
“Kakak bilang aja pulang sama istri, udah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Marriage [KV] ✓
FanfictionKeduanya menikah karena perjodohan tapi bukan berarti tidak ada kebahagiaan. [230420 • 070720]