⏯🎶 I like you so much You'll know it – Ysabelle Cuevas
“MAS!”
Ada satu hal yang benar-benar mengganggu pikiran Arsa selama dia hamil.
“Baju nya gak muat lagi!”
Semua pakaian dia mengecil atau lebih tepatnya terbuang sia-sia menjadi seonggok kain kusut yang bertumpuk di dalam lemari. Pun begitu dengan bagian celana.
Bibir bawah dia melengkung tanda cemberut, meraih ujung kaus Nathan sebelum merengek meminta sesuatu. “Pinjem baju Mas Nathan~”
“Emangnya bakalan cukup di kamu?” balik melontarkan pertanyaan dengan nada ragu, satu tangan Nathan terangkat mengusap perut berisi yang lebih muda. “Jangan marah-marah terus, kasian nanti anak kita jadi takut.”
“Arsa gak marah-marah!” elaknya dengan pipi mengembung. Nathan tertawa, mencubit ujung hidung Arsa gemas sembari mengecup pelipisnya sayang.
“Tunggu sebentar, biar Mas cariin baju buat kamu.”
Mengobrak-ngabrik lemari guna mencari baju untuk suami kecilnya. Fokus Nathan benar-benar terpecah kala pelukan dari balik punggung melingkar; mengikat tubuh tegapnya. Tawa geli dia mengalun merdu, berbalik menghadap Arsa dan balas memeluk pemuda manis itu gemas. “Mas udah pernah bilang 'kan buat beli baju yang baru. Semua pakaian kamu gak akan cukup.”
“Arsa lebih suka pake baju Mas Nathan.” Pipi gembil dia menggosok bahu lebar Nathan manja. Kian menyusup, bersembunyi sembari menghirup aroma maskulin sang suami lamat-lamat.
Hening dalam sekejap, belah bibir Nathan terbuka menyampaikan satu pesan. “Adek, pake baju dulu.”
“Sebentar.”
Sangat sulit menangani sikap manja Arsa jika sedang kumat. Terkadang Nathan akan kewalahan, menahan afeksi menggemaskan sekaligus menyebalkan karena libido kurang ajar miliknya sendiri.
Netra gelap dia berpendar samar, mendudukkan tubuh berisi Arsa agar duduk di pinggir ranjang. Nathan berlutut, menangkup kedua tangan halus si manis erat-erat. “Duduk dulu oke, biar Mas cariin baju buat kamu.”
Arsa menggeleng, menahan kepergiaan Nathan secepat mungkin hingga mengurungkan niat pria itu untuk berdiri; bangkit mencari pakaian layak.
Mata kucing dia mengerjap lucu, kembali mengeratkan genggaman diantara mereka sebelum berucap, meminta satu hal. “Mas Nathan besok jangan kerja. Temenin Arsa di rumah.”
Berdua bersama Bi Laila menunggu kepulangan Nathan yang tengah bekerja hingga langit malam menjelang, menggerus kehadiran sang fajar. Telak memperburuk suasana hati Arsa karena perasaan rindu.
Bibir bawah dia digigit gusar, lantas mendongak ketika usapan serta cubitan di bagian pipi terasa akibat perlakuan gemas Nathaniel. “Mas baru bisa ambil cuti bulan depan, buat kamu sama anak kita.”
“Kenapa gak sekarang aja? biar Arsa sendiri yang bilang sama Ayah.”
“Gak boleh gitu dek, mas masih banyak kerjaan. Kamu harus ngerti.”
“Kalau gitu mas juga harus ngertiin perasaan Arsa!”
Astaga, kenapa bocah ini sangat sensitif?
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Marriage [KV] ✓
FanfictionKeduanya menikah karena perjodohan tapi bukan berarti tidak ada kebahagiaan. [230420 • 070720]