44

15.3K 1.3K 273
                                    

⏯🎶 Sweet Night – V (BTS)








Nathan datang terburu-buru saat Bi Laila menghubungi dirinya dengan suara panik nyaris membentak. Bukan tanpa alasan kalau boleh jujur, semua itu terjadi karena salah Nathan sendiri yang pulang terlambat dan mengabaikan panggilan Bi Laila demi setumpuk pekerjaan.

Mengambil beberapa helai pakaian serta perlengkapan lain sebelum datang ke Rumah Sakit. Garis pandang Nathan terpaku pada wajah cemas keluarganya. Bahkan Arkan yang selalu berisik kini ikut terdiam bagaikan patung hidup.

Rona pipi dia pucat, melirik pintu operasi berulang kali melalui sudut mata. “Bang Arsa pasti baik-baik aja 'kan Bun ? Kalau dia meninggal gimana !? Arkan gak mau ngurus harta warisan Ayah sendiri!”

Nathan tarik ucapannya tadi, bocah gosong ini masih sama kurang ajarnya dengan mulut luar biasa laknat.

“Ma.”

“Kamu darimana aja sih? Kasian Arsa berjuang sendiri di dalem sana!” Alis tajam Aleta berkerut tanda marah, enggan menatap balik sorot memelas Nathan yang tengah berdiri dengan jantung berdebar hebat. Dia juga cemas, amat sangat menyesal karena sudah mengabaikan panggilan Bi Laila.

Nathan merasa, dia tidak cukup baik menjadi suami siaga bagi Arsa. “Jangan murung gitu, kamu berdoa aja buat Arsa. Minta sama Tuhan supaya istri dan anak-anak kamu lahir dengan selamat.” Damian menasehati secara dewasa. Dia tidak menyalahkan apalagi menghindari sang anak.

Lagipula sebagai sesama pria sekaligus calon Ayah, Damian lebih memahami bagaimana perasaan putra semata wayangnya untuk saat ini. Pun begitu dengan Devan yang balas tersenyum hangat dari kejauhan.

“Arsa baik-baik aja 'kan Yah? Nathan takut.”

“Arsa baik-baik aja, duduk dulu sana. Kamu pasti habis lari tadi.”

Nathan duduk disebelah Arkan, membiarkan keheningan melingkupi mereka dalam kurun waktu cukup lama. Yang lebih muda melirik, kemudian menepuk bahu kakak iparnya penuh arti. “Tenang aja bang, bini lo pasti selamat. Dia 'kan udah mirip kucing garong, lagian mana mungkin bang Arsa rela mati terus ninggalin harta warisan buat gue sendiri.”

Antara menghibur dan mengejek pasangannya, Nathan tidak tahu harus berkata apa untuk membalas celoteh tak berguna Arkan. Meski begitu, kepala dia tetap mengangguk pasif. Balas menepuk bahu Arkan lebih keras dan kuat. “Kamu juga periksa ke dokter gih, saya khawatir otak kamu punya gangguan makanya Nala selalu nolak.”

Terlalu menusuk tepat mengenai ulu hati. Arkan paling sensitif kalau sudah membahas penolakan Nala, omong-omong.

Hah sial.

Kisah cintanya benar-benar menyedihkan.

.

.

.

Selang beberapa saat, pintu ruang operasi terbuka. Nathan bangkit secepat kilat, begitu pula dengan keluarganya yang lain. “Gimana keadaan anak sama cucu saya Dok?” Bella melontarkan pertanyaan guna mewakili semua orang.

Dokter yang bertanggung jawab atas kehamilan Arsa membuka masker yang menutupi sebagian wajah secara perlahan. Napas dia tampak berat, melirik satu-persatu keluarga pasien nya sebelum berhenti tepat menyoroti iris gelap Nathan.

“Anak sama cucu ibu baik-baik aja. Selamat ya, anak kalian kembar laki-laki dan perempuan.” kalimat terakhir sudah pasti ditujukan kepada Nathan.

Mata gelap pria itu berkaca-kaca, lantas memanjatkan puji syukur dalam hati disertai bisik lirih tanpa suara. “Syukurlah, kalian bertiga baik-baik aja.”

Happy Marriage [KV] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang