Chapter 36: Surat Perceraian

507 42 23
                                    

"Bila memang ini takdir yang sudah Allah tulis untukku, in sya Allah, aku akan berusaha menerimanya."

_Hasan Arreyan_

***

Rey terus menatap sendu surat yang sudah sekitar dua jam yang lalu ia terima.

Pikirannya kacau, ia frustasi. Tak menyangka, hanya karna masalah kesalah pahaman saja bisa terakhir perceraian.

Bahkan Rey tidak tau dari mana Ara tau keberadaannya. Tapi bagi Rey itu tak penting. Terpenting sekarang yaitu, surat perceraian.

Ia sangat tak sudi bercerai dengan Ara. Apalagi dengan alasan yang sungguh hanya kesalahan pahaman.

Masalah ini bisa diselesaikan dengan baik-baik, bila Rey setuju akan surat itu, akan berakibat buruk.

Pertama, Ara pasti akan mengira bila Rey memang benar-benar ingin bercerai darinya, dan hal itu benar terjadi.

Kedua, ini akan berakibat penyesalan yang dalam. Baik Rey atau pun Ara pasti akan menyesal nantinya.

Ketiga, bagaimana dengan anak mereka nanti? Bagaimana dengan Ara yang harus berjuang melahirkan anaknya?

Rey tentu tak ingin membiarkan Ara berjuang sendirian memperjuangkan dua nyawa. Apalagi dua nyawa itu sangat berharga sekali bagi Rey.

"AARRRGHHSS!!" teriak Rey frustasi sembari meremas-remas surat itu dan melemparnya.

Rey sangat tak ingin bercerai dari Ara. Apapun itu, Rey masih akan berusaha mempertahankan rumah tangganya.

Bahkan, ia tak akan menampakkan diri dipersidangan nanti.

***
Terhitung sudah sepuluh hari Rey pergi dari rumah. Ara pun mulai membenahi dirinya kembali.

Ia tak ingin terpuruk terlalu dalam. Toh, dua hari lagi ia akan menghadapi sidang perceraian.

Meski kemungkinan Rey tidak datang. Balasan surat itu pun belum Ara terima.

Harinya kini terisi oleh, orang tua serta mertua dan adik iparnya yang kerap datang menjenguk.

Ara memilih tinggal dirumah ini, meski rasa luka terus ada.

Harinya cukup indah, ada Farel yang selalu datang setiap pagi membawa susu ibu hamil untuknya.

Serta Andi yang selalu datang setiap sore sekedar berbincang-bincang ringan.

Meskipun kedatangan mereka tak ada artinya bagi Ara. Dan juga, kedatangan mereka selalu dicurigai oleh Felly.

Gadis itu tetap kekeuh mencari tau siapa pengirim foto itu. Perasaan Felly mengatakan bahwa ini jebakan.

Tapi, tetap saja Ara tak menggubris insting Felly. Ia tetap yakin akan asumsinya. Dan ia tak perduli si pengirim foto, baginya si pengirim foto tak ada hubungannya dengan Rey dan Sintya.

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang