Si kecil menggemaskan yang kini seakan melengkapi keluarga Ara dan Rey. Kucing.
Tepatnya sudah hampir tiga hari kucing menggemaskan itu hadir dalam kehidupan mereka. Ara benar-benar seakan menganggap kucing itu seperti anaknya.
Ara pun yang mengambil alih pemberian nama untuk si kucing tersayang.
"Kita namai Mou." putus Ara sembari mengelus-elus sang kucing.
Rey hanya bisa pasrah sembari mengangguk, asalkan Ara senang sudah cukup.
"Oke. Asalkan nanti yang kasih nama anak kita aku." pinta Rey membuat Ara berpikir sejenak, kemudian ia mengangguk. Ia pun juga hak Rey untuk memberi nama bukan?
"Kamu cepet siap-siap, dua jam lagi kita kepernikahan Ali." ucap Rey mengingatkan sembari berjalan masuk kamar.
Ara patuh saja, dibanding ia mengurusi dirinya sendiri, ia memilih untuk mengurus Mou terlebih dahulu.
Urusan pergi ke acara Ali, itu urusan gampang. Tinggal mandi beres.
"Mou sayang, kita mandi dulu yuk!" ucap Ara pada si kucing yang tak mengerti cara berbicara itu.
Dengan hati-hati Ara menggendong Mou untuk ketaman belakang, pagi hari yang bagus untuk mandi, segar dan terkena sinar matahari.
Segala macam peralatan mandi untuk Mou sudah siap. Sabun pribadi Mou, sampo pribadi Mou, sikap gigi Mou, handuk Mou, parfum Mou, bahkan pakaian Mou. Memang sudah layaknya seperti anak sendiri.
"Nah, beres deh! Udah wangi deh!" ujar Ara dengan senyum mengembang setelah memakaikan pakaian pada Mou.
Si Mou kucing pintar memang. Selalu menurut dengan titah Ara. Iyalah ibunya.
"Astagfirulah sayang..." suara pekikan lumayan keras itu membuat Ara berhenti dari aktivitasnya yang menyisir bulu Mou.
Ara menyengir pada sang suami yang sudah rapi untuk pergi kondangan.
Tak mau diomeli, Ara langsung saja sigap. Ia langsung mengangkat Mou lalu ditaruh digendongan Rey.
"Titip dulu." pesannya lalu pergi.
Rey menggeleng takjub dengan sikap istrinya yang begitu.
***
Akad sudah berlalu setengah jam yang lalu, dan kini saatnya untuk acara resepsi.
Mata Ara mondar-mandir, resepsi acara pernikahan Ali cukup besar, diadakan digedung pula.
Menurut yang Ara tahu, Sintya, istri Ali. Bukanlah kakak kandungan Felly. Melainkan anak angkat.
Dan terlihat pula bagaiman kasih sayangnya keluarga Felly terhadap Sintya yang tulus. Sampai mengadakan resepsi sebesar ini.
"Sakinah Mawadah Warrahma, Li!" ucap Rey memberi selamat sembari menjabat tangan Ali ala cowok gitu.
Ali tersenyum menanggapi, Rey sedikit berbisik, "Cepet nyusul ane!"
Rey dan Ali sama-sama terkekeh, "Siap Pak Dokter!" jawab Ali penuh semangat menggebu.
Pandangan Ali ia alihkan pada Ara yang didepan Rey yang sibuk berbincang-bincang dengan Sintya.
Ali sudah tahu bila Rey pun sudah tahu perihal penyakit Ara. Ali lega karna selama ia ambil cuti, setidaknya ada Rey yang menjaga Ara.
"Ara?" panggil Ali membuat si empu berdehem sembari menoleh.
"Saya akan ambil cuti seminggu, dan selama seminggu kamu mesti kontrol tiga kali. Nanti ada Dokter yang gantiin saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ya Kamu[Selesai]
Teen Fiction[SELESAI] "Aku mencintaimu karna Allah. Maka, biarlah hanya Allah saja yang akan memisahkan kita kelak. Dan, aku berharap Allah mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya". --Jodohku Ya Kamu--- (SPIRITUAL-ROMANCE) *** HARAP TINGGALKAN JEJAK B...