Chapter 15: Omelan

567 56 37
                                    

"Kamu ialah milikku. Biarkan aku bermanja. Karna, itulah caraku mengekspresikan cinta ini."

_Jodohku Ya Kamu_

√√√

Apa yang sudah dialami oleh Ara begitu membuatnya terdiam. Kehormatannya!

Kecupan itu hanya boleh dimilikki Rey, Abi, juga Umminya. Dan pria itu? Pria yang sama sekali tak Ara kenal, dengan kasarnya mencium pipi Ara.

Ditatapnya Rey, yang masih setia berdzikir, mencoba mengkontrol emosinya.

Jelas! Jelas Rey mengamuk! Miliknya diusik! Jika saja imannya lemah sudah dipastikan pria itu rupanya sudah akan berbeda.

Air mata Ara menetes satu demi satu buliran. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan isak tangisnya.

Seketika pelukan hangat ia rasakan dari punggungnya. Ia tahu pasti itu suaminya.

Seketika, Rey mencium mesra pipi Ara yang tadi sempat dicium pria brengsek itu.

Ara tersenyum getir, Rey berucap, "Udah ya? Kecupannya udah diganti kok,"

Rey mencoba menenangkan Ara. Ia menempelkan dagunya dibahu Ara. Ara mencoba menyeka isaknya.

"Nangis aja, kan aku udah bilang, aku dokter, kamu pasien. Aku siap obatin luka kamu kok!"

Ara diam-diam tersenyum. Tapi, Rey berhasil menangkap senyum itu.

Rey terkekeh, "Senyumnya buat mas tuh?" goda Rey lalu mendapatkan pukulan kecil dari Ara.

Rey semakin mengeratkan pelukannya, meyakinkan Ara jika ia tak akan pernah pergi darinya kecuali bila sudah takdir Allah.

"Mas."

Panggil Ara yang hanya dijawab deheman dari Rey saja. Ara memainkan jari-jemarinya.

Melihat raut wajah Ara, Rey mengernyit, "kenapa hm?"

Ara tertunduk lesu, ia melirik kearah Rey. Dan, bibirnya bertemu dengan pipi Rey.

Ia baru sadar bahwa dagu Rey ada dibahunya. Rey terkekeh melihatnya.

"Takut." cicit Ara sangat pelan. Tapi, Rey masih bisa mendengarnya. Ia tersenyum lebar.

Ia melepas pelukannya, lalu berjongkok dihadapan Ara. Diambilnya kedua tangan Ara, diusap-usapnya lembut.

"Sayang, kamu tenang aja. Sebegimana pun dia akan merebut kamu dari mas, in sya Allah mas akan terus perjuangin kamu. Sedikit pun nggak akan mas kasih celah."

Ara tersenyum manis, ucapan Rey sedikit memberikan kekuatan. "Tapi, aku takut dia lakuin hal yang..."

Belum selesai Ara berbicara, Rey sudah menyelanya. "La Tahzan, Innallaha Ma'ana Sayang."

√√√

Hari-hari berlalu, segala pengobatan telah Ara lalui selama di Singapur, bahkan masa bulan madunya disini diperpanjang.

Segala alasan ia lontarkan pada Rey untuk berpergi berobat. Dan kini, tibalah masanya mereka harus kembali ketanah air.

"Mas udah ditata semua kan?"

Ara berucap memastikan, Rey menggangguk saja, padahal dirinya sedang tidak fokus, fokusnya berada diponselnya.

"Jaketnya udah?"

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang