Bab 23 Akal bulus

202 36 29
                                    

"Kesulitan dan masalah adalah hal yang membuat kehidupan ini menarik
dan unik"

~Problematika Rasa~

Nb : di part ini ada dialog yang author tulis pakai bahasa Jawa 😂tapi tenang ada translatenya kok.

Nampaknya aula sekolah dipenuhi oleh siswa siswi yang sedang membahas sesuatu. Gue penasaran apa yang sedang mereka perbincangkan. Gue mengajak Syakira dan Diana untuk ke aula.

"Di, Sya anak-anak kok pada ke aula ya, dan aula ramai banget. Yuk kita lihat juga ! ada apa sih di aula sampai ramai gitu." ajakku.

"Emangnya ada apa ?" tanya Diana.

"Gue juga nggak tau Di. Makanya gue ngajak lo dan Syakira buat ke sana." balasku.

"Ya udah ayo, gue juga penasaran nih." ajak Syakira. Gue dan Diana mengangguk setuju.

Gue Syakira dan Diana berjalan beriringan menuju aula. Ternyata ramai sekali, kita mencoba membelah kerumunan itu dan mencoba melihat apa yang sedang mereka perbincangkan.

Terlihat selembar kertas berisi pengumuman yang tertempel di mading. Dan ternyata yang sedang mereka ributkan adalah pengumuman itu. Pengumuman yang berisikan pembukaan pendaftaran calon anggota OSIS baru.

"Oh cuma begini doang, kirain ada apa." ucapku kecewa.

"Lo nggak mau daftar Er ?" tanya Syakira.

"Nggak, males." balasku.

"Bukannya dulu lo juga jadi anggota OSIS ya, malah jadi sekretaris OSIS." ucap Syakira.

"Itu juga karena terpaksa, kalau nggak terpaksa mah gue nggak akan ikut."balasku.

"Kok bisa terpaksa ?" tanyanya lagi.

"Lo tau kak Yasmin sama kak Mutia kan ?" bukannya menjawab pertanyaan Syakira, gue malah balik bertanya.

"Iya tau, mereka kakel yang dulu famous di OSIS. Trus apa hubungannya dengan lo ?" tanyanya.

"Nah pas gue kelas 7 gue jadi OSIS itu juga dipilih kak Mutia, karena ide dari kak Yasmin. Gue waktu itu nggak daftar jadi OSIS, bahkan gue nggak minat. Tapi mereka khusus menunjuk gue jadi anggota OSIS yang baru. Sedangkan teman-teman gue itu pada daftar, tapi tidak dengan gue." terangku.

"Trus ?" tanya Diana penasaran. Pasalnya Diana dari tadi hanya menyimak pembicaraan gue dan Syakira.

"Trus gue nolak, di situ malah kak Mutia melototin gue. Jadi gue sebagai adik kelas takut dong. Alhasil gue menyetujui permintaan kak Mutia dan kak Yasmin. Gue terpaksa mau jadi anggota OSIS. Tapi seiring berjalannya waktu, gue enjoy dengan semua itu." jelasku.

"Gila tuh kakel lo damagenya besar juga ternyata. Sampai-sampai cuma melotot aja, lo langsung takut." ucap Diana menertawakan gue.

"Lo gatau mah diem bae ! kak Mutia itu famous karena kecantikan dan ketegasannya tapi dia juga ramah. Sedangkan kak Yasmin itu terkenal pandai dan tak pelit ilmu. Mereka di segani kala itu, jadi tidak ada yang berani menolak keputusan mereka." jelasku.

"Iya deh iya gue nggak tau. Kan gue nggak satu SMP sama lo berdua." balas Diana memanyunkan bibir kesal.

"Dih ngambek kek bocah." balasku terkekeh.

Problematika Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang