Bab 50 Selangkah Lebih Maju

115 5 0
                                    

"Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan hamba itu sendiri"

~Problematika Rasa~

Azzam POV

"Erlin... Azzam suka sama lo." Pekik suara teman laknat gue. Yah siapa lagi kalau bukan 4 kaleng rombeng itu.

"Hah ?" ucap Erlina kaget.

"Nggak usah di dengerin Erlin." Kataku seraya menutup telfon.

Gue menutup panggilan telfon dengannya gitu aja, karena gue takut nantinya dia salah paham lagi. Gue takut kalau dia sampai berfikir jika gue hanya mainin perasaanya saja.

"Lah kok main lo tutup telfonnya Zam ?" tanya Samudra.

"Kalian sih main nerocos kaya kereta. Masa main bilang kalau gue suka dia." balasku kesal.

"Udah di bantuin juga, bukannya bilang makasih. Eeeh ini malah ngomel." Gerutu Andrian.

"Hmmm... makasih atas bantuan yang sangat tidak berguna ini." Kataku.

"Hahahaha bodoamat mau berguna atau tidak, yang terpenting kita udah niat mau bantuin elo. Habisnya kita kesel sama lo. Elo tuh nggak ada pergerakan kali ini." Kata Bima.

Gue mengernyitkan alis, tanda tak mengerti apa maksud dari kata pergerakan yang Bima ucapkan.

Bima seakan mengerti kebingungan gue. Dan ia pun langsung menjelaskannya pada gue.

"Pergerakan yang gue maksud di sini adalah lo seharusnya lebih gercep buat dapetin Erlina lah. Bego banget sih lo gitu aja harus dijelasin." Jelas Bima sedangkan teman gue yang lainnya mengangguk setuju dengan perkataan Bima.

"Iya gue tau, tapi semua itu kan perlu strategi pendekatan. Nggak asal main bilang gue suka dia bro. Yang ada nanti dia mikirnya gue bercanda lagi." kataku.

"Mau kita bantuin nyusun strateginya apa nggak ?" tawar Raka.

"Nggak usah. Biar kali ini gue yang berjuang sendiri buat ngedapetin hatinya." balasku menolak tawaran Raka.

"Oke, moga lo segera bisa ngedapetin hatinya ya bro." Kata Raka.

"Amin, semoga saja. Tapi gue ragu nih." ucapku.

"Ragu ?" tanya Samudra.

"Ragu kalau Erlin nggak mau jadi pacar gue. Lo pasti tau kan Sam, Erlin tuh tipe cewek yang kaya apa. Dia tuh susah-susah gampang." Kataku.

"Ya gue tau, dia tipe cewek yang nggak gitu aja ngasih hati ke cowok. Bener kata lo dia susah-susah gampang. Tapi feeling gue mengatakan jika lo ada peluang memilikinya." kata Samudra memberikan semangat.

"Gue yakin lo bisa Zam." timpal Andrian.

"Biasanya ngedapetin cewek aja udah kaya membalikan telapak tangan, mudah banget. Nah baru kali ini gue lihat lo kaya gini, frustasi gara-gara mau deketin cewek." Ledek Bima.

"Dia itu beda dari yang lain. Butuh perjuangan ekstra buat ngedapetin hatinya. Ya itu salah gue sih, karena dulu gue sempat ngebaperin dia doang. Eh dia malah kebaperan. Jadi dia sekarang susah percaya sama omongan gue." Jelasku.

Problematika Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang