Bab 55 Gelang kokka

70 2 0
                                    

"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Karena, hasil akhir dari semua urusan di dunia sudah di tetapkan oleh Allah. Jika sesuatu ditakdirkan untuk menjauh darimu, maka ia tak akan pernah mendatangimu. Namun jika ia ditakdirkan bersamamu, maka kau tak akan bisa lari darinya."

~Sayyidina Umar bin Khattab~


Author POV

Di sisi lain, Fahri juga pulang ke Jepara, yah ia rindu kepada orang tuanya dan sanak saudaranya. Sudah lama ia merantau di kota orang dan sudah lama pula ia tak pulang kampung.

Muhammad Fahri Alrasyid memang merantau ke Semarang untuk melanjutkan pendidikannya. Dia kuliah  di salah satu universitas Islam di Semarang, dan sekarang memasuki semester 5. Selain kuliah ia juga membangun sebuah toko buku yang di minati teman-teman kampusnya.

Sebelum dapat mendirikan toko buku ia juga bekerja menjadi guru les bahasa arab. Uangnya dari mengajar les ia gunakan untuk membayar biaya kuliah dan biaya hidupnya selama ia di Semarang. Walaupun ia mendapat transfer uang dari orang tuanya. Tapi ia tak memggunakan uang transferan itu sepenuhnya, paling ia ambil sedikit untuk kebutuhan mendadak, dan sisanya ia tabung.

Ia juga membuka bisnis kecil-kecilan bersama temannya. Yah salah satunya berjualan kebab. Dari uang tabungannya dan uang hasil ia bekerja ia kumpulkan dan alhasil sampai saat ini ia bisa mendirikan toko buku sendiri. Yah Fahri memang mempunyai hobi membaca, dulu ia selalu berkeinginan mempunyai toko buku sendiri. Dan sekarang terwujud sudah.

Ia sudah amat rindu dengan kedua orang tuanya dan suasana di kampung halamannya. Saat libur lebaran ia tak sempat pulang karena ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Dia mahasiswa yang banyak acara. Ia bisa pulang kampung saat libur hari raya.

Pagi tadi ia masih di Semarang, selepas sholat eid dia buru-buru pulang ke kosnya. Ia masih menyiapkan segala kebutuhan selama di Jepara.

Saat ia melajukan kuda besinya tiba-tiba ada cewek yang menyebrang ia berusaha mengerem tapi remnya agak blong. Alhasil ia mengklakson cewek itu tapi si cewe tak mendengarnya. Fahri pun menyerempet cewek itu. Tapi Fahri tetap bertanggungjawab, walaupun itu akan memakan waktunya untuk packing. Untung saja cewek itu hanya luka ringan. Dan tanpa menunggu lama akhirnya teman si cewe datang dan Fahri pun meminta izin untuk pulang. Karena ia juga sedang buru-buru.

Beberapa menit kemudian Fahri akhirnya sampai di kost. Tanpa babibu ia menyiapkan segala keperluannya dengan cekatan. Setelah dirasa sudah beres. Ia bergegas meninggalkan kota Semarang.

Dua jam kemudian, Fahri sampai di Kota kelahirannya. Ia langsung mencium tangan umi dan abinya.

"Fahri kangen sama umi." Kata Fahri seraya memeluk Ibunya.

"Umi juga kangen sama abang." Kata uminya Fahri. Yah abang adalah panggilan dari umi dan abinya Fahri. Sebab Fahri masih mempunyai adik perempuan yang masih duduk di bangku SD.

"Adek mana mi.? Tanya Fahri.

"Adekmu lagi ke toilet." Jawab uminya Fahri.

"Umi, abi nanti siang abang ajak adek ke pantai ya. Boleh kan udah lama abang nggak main ke pantai." Kata Fahri.

"Boleh. Asal adekmu mau." Kata Abinya Fahri.

"Pasti mau kan yang ngajak abangnya yang ganteng ini." Ucap Fahri.

"Iya deh anak umi ini ganteng, tapi jarang pulang." Ucap umi Fahri. Sedangkan Fahri hanya tersenyum.

***

Fahri POV

Setelah berbincang-bincang dan melepas rindu dengan umi dan abi. Tiba-tiba Saya mempunyai ide untuk mengerjai adek perempuan saya. Kata umi di lagi di toilet. Ide jahil saya pun muncul, saya mematikan lampu toilet. Alhasil adek saya berteriak ketakutan.

Problematika Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang