Mengagumi belum tentu mencintai. Begitupun perihal mencintai belum tentu bisa memiliki.
~Erlina Arynda Akbar~
Sekarang gue sudah sepenuhnya menjadi pelajar SMK, hari ini gue telah memakai seragam kebangsaan anak SMK. Yah seragam putih abu-abu.
Empat hari yang lalu tepatnya hari senin. Gue memiliki satu kawan lagi, namanya Diana Yushita, dan sekarang menjadi sohib gue. Kita kemana-mana selalu bertiga, siapa lagi kalau bukan gue, Syakira dan Diana.
Hari ini Bu Runi yang akan mengajar di jam pertama pembelajaran. Bu Runi selaku guru pengampu mata pelajaran sejarah Indonesia, tapi Bu Runi hanya memberikan tugas setelah itu pergi.
Sedangkan Diana mengajak gue dan Syakira ke kantin lebih tepatnya memaksa, alhasil gue menuruti permintaannya.
"Mbak es teh 3 sama soto 3 ya," ucap Diana memesan makanan untuk kita.
"Ini beneran nggak apa-apa ?" tanyaku pada Diana
"Apanya?" bukannya menjawab pertanyaan gue, dia malah balik bertanya.
"Kan masih jam pelajaran Di, sedangkan teman yang lain pada di kelas mengerjakan tugas yang Bu Runi berikan. Nah kita bertiga malah makan ke kantin." jelasku
"Udah santai aja napa Er, lagian bu Runi juga cuma ngasih tugas, habis itu main tinggal aja. Berarti ini mah namanya jamkos," ucap Diana dengan santainya.
"Iya bener tuh Di, sekali-kali lah Er. Gue juga udah laper nih tadi pas mau berangkat ke sekolah nggak sempat sarapan," timpal Syakira.
"Apalah dayaku," ucapku menghela napas panjang.
Selang beberapa menit, mbak Mar yang notabenenya pemilik kantin, datang membawakan pesanan kita.
"Ini makanannya cantik, memang di kelas kalian nggak ada gurunya ya ?" tanya mbak Mar seraya memberikan makanan.
"Iya mbak. Biasalah jamkos," jawab Diana dengan santainya. Mbak Mar hanya tersenyum.
"Nih makan ngelamun mulu," seru Diana kepadaku,
"Eh ii... iya," jawabku terbangun dari lamunan.
Gue hanya mengaduk-aduk soto itu tanpa berniat memakannya, nafsu makan gue sudah hilang seketika. Gue khawatir nanti kalau bu Runi datang ke kelas, sedangkan gue kan duduk di depan nanti kalau bu Runi tanya trus ada teman gue yang jawab kalau pergi ke kantin bisa bahaya. Gue akan dicap anak nakal. Gue terus menerus memikirkan itu.
"Baru kali ini gue kaya gini, dulu di SMP waktu jamkos mah gue baca-baca buku di kelas, nah ini malah jajan," batinku menggerutu.
"Heh," teriak Diana menggebrak meja. Gue terperanjat dan begitu pula Syakira.
"Makanan tuh dimakan bukan diaduk-aduk, sayang kan kalau nggak dimakan belinya pakai uang lho bukan pakai daun." ucap Diana menggebu-gebu.
"Iya iya, nih gue makan." balasku seraya memakan soto tadi.
"Hari ini gue yang traktir lo pada," celetuk Diana.
"Serius Di," tanya Syakira dengan mata berbinar-binar. Diana hanya mengangguk.
"Thank ya Di." ucapku dan Syakira bersamaan
Setelah melahap habis makanan tadi dan sudah tak tersisa. Kita beranjak membayar.
"Sotonya 3 sama es tehnya 3, totalnya berapa mbak ?" tanya Diana kepada mbak Mar.
"Lima belas ribu saja," balas mbak Mar. Diana pun membayar makanan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problematika Rasa [On Going]
Dla nastolatków[Teenfiction-Romance-spiritual] #Rank 1 [treason] 19/04/2020 #Rank 1 [kisahcintaku] 01/06/2020 #Rank 3 [wound] 24/04/2020 ⚠️BELUM DIREVISI, REVISINYA NUNGGU ENDING ⚠️Cerita ini jauh dari kata sempurna :) BLURB: Ini kisahku. Yah aku Erlina Arynda A...