Bab 46 Pelangi impian

149 10 0
                                    

"Aku akan menjadi pelangi impianmu. Aku akan mewarnai  hari-harimu. kamu masih punya aku, aku akan selalu ada buat kamu. Kalau butuh sesuatu bilang sama aku, aku akan bantu semampuku."

~Problematika Rasa~

Author POV

"Dasar cewek nyebelin, tapi aku suka." kata Azzam.

"Hah apa kamu bilang ?" tanya Erlina.

"Aku suka kamu." kata Azzam.

Deg....

"Apa iya Azzam suka sama aku ?" Batin Erlina bertanya-tanya.

"Maksud kamu apa Zam ?" Tanya Erlina pada Azzam.

"Aku suka melihat kamu tersenyum dan tertawa. Dan aku lebih suka lagi jika akulah yang menjadi alasan kamu tertawa. Aku mohon jangan bersedih lagi." kata Azzam. Erlina hanya tersenyum menanggapi perkataan Azzam.

"Aku kira dia suka aku, ah sudahlah Erlina jangan berharap terlalu tinggi sama Azzam. Kamu dan Azzam ibarat bulan dan matahari." Batin Erlina.

"Kenapa kamu melamun, apa yang sedang kamu pikirkan ?" tanya Azzam kala melihat Erlina melamun.

"Kamu." jawab Erlina keceplosan.

"Aku ?" tanya Azzam heran. Untuk apa Erlina memikirkan dirinya.

"Eh maksudku, aku lagi mikir aja gitu kalau kamu selalu ada kala aku bersedih dan kamu selalu menghiburku. Makasih ya Zam kamu sahabat terbaik yang aku miliki." kata Erlina.

"Itu sudah tugasku. Aku akan selalu ada untukmu. Kamu boleh kapan saja membagi kisahmu padaku. Aku akan selalu mendengarkannya. Dan aku akan membantumu semampuku." Ucap Azzam.

"Zam," panggil Erlina.

"Iya kenapa ?" tanya Azzam.

"Mungkin sekarang aku membutuhkanmu. Bolehkah aku meminjam bahumu untuk bersandar ?" tanya Erlina. Azzam mengangguk setuju. Erlina kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Azzam.

"Zam aku sedang tidak baik-baik saja." kata Erlina.

"Aku sudah mengetahui sejak aku bertemu kamu di jalan sewaktu kamu mau ke rumah Reynand. Aku tau kamu sedang ada masalah. Tapi ketika aku tanya, kamu selalu bilang nggak apa-apa. Sekarang kamu boleh cerita apa saja yang ingin kau ceritakan padaku." balas Azzam.

"Apa pendapatmu tentang seseorang yang hidup bagaikan orang asing di keluarganya sendiri ?" tanya Erlina pada Azzam.

"Apa maksudmu ? memang adakah yang seperti itu ?" Azzam bertanya balik.

"Seandainya ada, apa pendapatmu dan apa yang akan kamu lakukan ?" Tanya Erlina.

"Menurutku itu sangat menyakitkan dan aku akan memilih pergi dari rumah dan memilih tinggal sementara di rumah kerabatku ataupun sahabatku sampai keadaan kembali seperti semula." jawab Azzam.

"Tapi apakah dengan memilih meninggalkan rumah akan menyelesaikan masalah ? bukankah itu akan menambah masalah dan akan membuatmu semakin terasingkan ?" tanya Erlina.

"Yah mungkin benar itu tak akan menyelesaikan masalah tapi apa gunanya aku di rumah jika aku sendiri diperlakukan seperti orang asing. Itu justru semakin membuatku tersiksa Erlin." Jawab Azzam.

"Tapi aku tak mungkin pergi dari rumah Zam. Aku tak mau mereka semakin membenciku dan tak menganggap kehadiranku lagi." Kata Erlina dengan mata berkaca-kaca.

"Apa maksudmu ?" tanya Azzam.

"Yah seseorang itu adalah aku Zam." Jawab Erlina. Kini Erlina tak lagi bersandar pada bahu Azzam.

Problematika Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang