Bab 59 Takdirku tak akan lari

29 2 0
                                    

"Jika Allah menakdirkan dua orang untuk bersama maka dari sudut bumi manapun mereka pasti akan dipertemukan di waktu terbaik menurut Allah."

~Erika Aryn~

Author POV

Ding... ding... ding....

Alarm di handphone Fahri berbunyi menandakan bahwa si pemilik handphone harus segera bangun dari tidurnya.

Fahri yang mendengar bunyi alarmnya segera bangun sambil sesekali mengerjapkan matanya berupaya mengumpulkan energinya.

Allahu Akbar.... Allahu Akbar....

Suara adzan sudah dikumandangkan. Fahri beranjak dari tempat tidurnya dan segera mandi. Mandi sebelum subuh atau di waktu subuh sangatlah baik untuk kesehatan tubuh.

Setelah selesai mandi, Fahri bersiap-siap ia mengenakan koko berwarna putih dan sarung hitam serta peci berwarna putih miliknya. Ia bergegas pergi ke masjid yang letaknya tak jauh dari kostnya. Ia tak mengendarai motornya, ia lebih memilih jalan kaki menuju masjid.

Membutuhkan waktu sekitar 10 menitan untuk sampai di masjid itu. Setelah muadzin mengumandangkan adzan dan iqomah, ia dan jamaah lainnya menunaikan sholat subuh yang di pimpin oleh imam di desa setempat.

Setelah selesai menunaikan sholat subuh, Fahri pulang ke kost. Ia menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Maklum anak kost yang tinggal seorang diri , jadi harus masak sendiri di makan sendiri.

"Akhirnya masakan istimewa saya sudah matang." Ucapnya dengan senang hati.

Fahri menghidangkan masakan buatannya. Yah masakan andalannya nasi putih dan telur mata sapi. Menjadi menu andalannya, di karenakan Fahri hanya bisa memasak itu dan nasi goreng saja, tak lupa merebus mie instan dan masak air.

Fahri memakan masakannya itu, tak lupa membaca doa sebelum makan. Ia makan dengan khusyu'.

Sebelum berangkat kuliah ia memutuskan untuk menelpon abi dan uminya. Ia ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting kepada kedua orang tuanya itu. Ia ingin menyampaikan niat baiknya kepada abi dan umi.

"Assalamualaikum bang," ucap uminya Fahri.

"Waalaikumsalam umi. Umi bagimana kabarnya hari ini ?" Tanya Fahri.

"Alhamdulillah bang, umi sehat." Jawab uminya Fahri.

"Abi sama Syifa bagaimana? Sehat juga kan umi?" Tanya Fahri.

"Alhamdulillah abimu juga sehat, Syifa juga sehat." Kata uminya Fahri.

"Abang sendiri gimana? Sehat kan di sana?" Tanya uminya Fahri.

"Alhamdulillah abang sehat umi." Balas Fahri.

"Umi sama abi dan Syifa nanti sore sebelum ke rumah Fero mampir ke kost abang dulu ya. Ada yang mau abang bicarakan sama umi dan abi." Kata Fahri.

"Pasti bang, nanti umi sama abi ke kost abang dulu." Ucap Uminya Fahri.

"Memangnya abang mau bicara tentang apa ? Kenapa nggak di telepon aja ?" Tanya uminya Fahri.

"Emm ini umi, ada hal penting yang mau abang bicarakan dan ini menyangkut masa depan abang." Kata Fahri.

"Ya sudah abang bicara di telepon saja, biar nanti abi sama umi waktu datang ke kost abang langsung bahas langkah selanjutnya." Kata Fahri.

"Abang mau mendirikan toko buku lagi ?" Tanya uminya Fahri.

"Bukan itu umi. Umi lagi sama abi atau tidak ? Fahri juga mau abi dengar niat baik abang." Kata Fahri.

Problematika Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang