Bab 51 Obsesi Semata

96 5 0
                                    

Cowok itu harus bisa membuktikan jangan bisanya hanya menjanjikan.

~Erika Aryn~

Assalamualaikum readers tercinta🤍
Marhaban ya Ramadhan :)
Nggak kerasa ya problematika Rasa udah 2 kali melalui bulan Ramadhan.

Sejauh ini puasanya lancar terus kan?
Atau ada yang udah bolong nih, kalau ada nanti jangan lupa bayar utang puasa lho ya👌

Setelah sekian lama hiatus, sekarang saatnya author comeback again yeayy
Ada yang rindu author nggak ?
Atau rindu sama kelanjutan cerita problematika rasa?

Sebelumnya author mau ucapin terimakasih buat kalian yang udah setia baca problematika rasa 🤎
mon maap nih ye kalo author ilangnya lamaaaa banget 🙏soalnya author sibuk kerja jadi ga rutin update huhu :"(

Dah mendingan kalian langsung cus baca kelanjutannya.

Happy reading 💐

Azzam POV

Gue bergegas masuk ke dalam rumah dengan membawa 5 kotak martabak. Gue berjalan dengan begitu santai sembari bersenandung.

"Kelihatannya ada yang lagi bahagia nih." Celetuk Samudra.

"Woiya dong jelas, seorang Azzam Fahmi Adisaputra mah bahagia selalu." balasku.

"Apaan orang tadi elu juga...." Bima belum selesai berbicara, tapi langsung gue tutup mulutnya pakai martabak.

"Ngomong mulu, tuh makan. Enak kan."kataku seraya terkekeh.

"Enak boss." Balas Bima. Sedangkan teman gue yang lainnya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkahku yang usil kepada Bima.

Mereka menikmati martabak yang gue bawa. Gue juga ikut melahap martabak itu. Gue kepikiran tentang pesan Erlina dan gue ingin membagi kisah gue dan Erlina ke teman-teman gue.

"Eh lo semua harus denger ini, khususnya elo Bim !" kataku.

"Gue lagi yang kena." ucap Bima sebal.

"Kalau berita nggak mutu gue sih ogah dengerinnya." Kata Andrian.

"Sembarangan ini bermutu sekali bujang." balasku.

"Emang berita apa Zam ?" tanya Raka.

"Jadi beritanya gini...." kataku sengaja menggantungkan kalimat biar mereka penasaran.

"Gini gimana ? Kalau cerita tuh yang jelas." Kata Bima mulai kesal.

"Bentar dulu, kalian penasaran ? ya kan?." Tanyaku.

"Enggak biasa aja tuh." Balas mereka serempak.

"Jadi gini, gue selangkah lebih maju buat dapetin hatinya Erlina. Benar banget tuh feeling Samudra bahwa gue bisa dapetin hatinya Si Erlin. Dan perkataan lo Bim salah besar, gue ada pergerakan buktinya gue selangkah lebih maju." Kataku.

"Hilih baru juga selangkah dah sombong amat." balas Bima.

"Walaupun selangkah bisa jadi itu awal yang bagus." Kataku membela diri.

Problematika Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang