Bab 24 Galau

215 31 14
                                    

Kamu mungkin tidak bisa menyiram bunga yang sudah layu dan berharap ia akan mekar kembali, tapi kamu bisa menanam bunga yang baru dengan harapan yang lebih baik dari sebelumnya.

~Problematika Rasa~


NB : you can play song 🎶Semua Berlalu- Farel Alfara Ft Takwa X R-Boyz X Hendri RZ X Guntur Resse🎶 biar lebih dapat feelnya. Happy reading ❤️

Erlina POV

Malam sunyi, memang terkadang terlihat bak lembar yang masih kosong. Sebenarnya tidak. Bintang yang menemanimu tetap di sana, hanya saja bumi sedang berputar atau awan menutupinya. Bintang yang masih setia menemani bulan digelap gulitanya langit. Bahkan dengan bintang, bulan dengan gagahnya menyinari bumi.

Karena menang tak ada tugas sekolah yang harus di kerjakan, gue memilih bermain-main dengan warna. Yah full day school memang jarang ada guru yang memberikan PR. Kalaupun ada pasti teman sekelas gue pada protes.

Gue mengotak-atik handphone untuk memainkan warna di aplikasi Lightroom. Kalau sedang gabut gue selalu mengasah kemampuan mengedit layaknya feed yang sering digunakan selebgram.

Tok... tok... tok...

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar gue.

"Masuk aja ! pintunya nggak dikunci," seruku.

Saat pintu kamar terbuka, gue memicingkan mata mencoba melihat siapakah orang itu. Dan ternyata abang gue.

"Elo, ada angin apa tumben nyamperin gue ? biasanya juga sibuk ngegame." tanyaku.

"Hehehe bosen gue." balasnya seraya duduk di kursi belajar gue.

"Lo dah makan ?" tanyanya.

"Belum, gue nggak lapar. Bentar-bentar kok tumben nanya-nanya, lo nggak lagi kesambet kan bang," balasku.

"Ya nggak lah pea. Makan di luar yok sekalian jalan-jalan !" ajaknya.

"Ogah, mager gue." balasku

"Gue yang traktir deh. Nanti apa yang lo mau gue beliin." ucapnya.

"Asik oke deh, ya udah sana keluar !" pintaku.

"Ngusir nih ? Lah lo mau ngapain pakai nyuruh gue keluar segala ?" tanya bang Rey.

"Gue mau ganti baju lah tolil ! masa gue pakai piyama." balasku.

"Hilih dah nggak usah. Ntar kelamaan. Udah pakai itu aja !" pintanya.

"Ya deh iya." ucapku lesu.

Bang Rey melajukan motor gue dengan kecepatan sedang. Gue menikmati keindahan kota Semarang pada malam hari.

"Bang," panggilku pada bang Rey.

"Apa ?" balasnya.

"Kok tumben kuping lo nggak tuli." ucapku mengejek. Bang Rey hanya bergeming.

"Ternyata kota Semarang kalau malam hari indah ya bang." ucapku.

"Baru tau kan lo. Makanya jan nolep mulu." ledeknya. Alhasih Gue menjitak kepalanya yang tertutup helm itu.

Problematika Rasa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang