"Terkadang tatapan berbeda dari
seseorang memiliki arti yang berbeda
yang tidak bisa dijelaskan"Jangan lupa vote
.
.
.
.Adhaza dan Nina sedang memikirkan untuk mengikuti ekskul apa. Nina yg dulunya di SMP mengikuti ekskul taekwondo dia memutuskan mengikuti ekskul taekwondo dan mengikuti ekskul fotografi. Sedangkan Adhaza masih bingung mau mengikuti ekskul apa.
"Gue ikut ekskul apa ya?" tanya dhaza sambil sekali-kali tangannya diketuk ketuk kan ke kepala berharap dia mendapatkan jawaban.
"Kepramukaan aja Ca, kan dulu lo ikut ekskul itu." Saran Nina.
"Boleh juga, oke deh gue masuk kepramukaan aja. Trs satunya apa?"
"Emmm lu kan suka seni tari kan? Mending lu ikut seni tari aja Ca." Lagi-lagi Nina memberi saran dan disetujui oleh Adhaza.
"Yaudah ayok kumpulin kertasnya ke Aldy," ajak Nina.
Setelah mengumpulkan kertas Adhaza dan Nina memutuskan untuk menuju kantin karena mereka sedang free class.
Setelah sampai dikantin Mereka berdua mencari tempat duduk yang membuat mereka nyaman.
"Lo mau pesen apa Na?" tanya Adhaza.
"Samain aja."
"Oke."
Adhaza langsung menuju ke penjual bakso yang berada tidak jauh dari tempat duduknya.
"Eh ada adek emes," ucap Fahry
Nina yang merasa kedatangan seseorang pun menghentikan aktivitas nya bermain ponsel dan meletakkannya."Eh cogan," jawab Nina.
"Sendirian aja Nin, Caca mana?" tanya Galang.
"Tuh lagi pesen makan," jawab Nina sambil menunjuk ke arah Adhaza yang sedang memesan bakso untuk nya.
"Ca pesenin sekalian dong 3 ya?" Teriak Fahry dari tempat duduk sambil mengacungkan tiga jarinya dan hanya diangguki oleh Adhaza sebagai jawaban.
Adhaza kembali dengan membawa 1 nampan berisi 5 mangkok bakso dan ibu kantin yg membawa 5 es teh manis.
"Makasih Bu," ucap Adhaza.
"Iya sama-sama."
"Tadi baksonya sudah dibayar apa belum Bu?" tanya Galang.
"Sudah Mas," jawab ibu kantin tersebut lalu segera meninggalkan meja.
"Makasii Caca cantik," ucap Galang.
"Enak aja nggak gratis ye!" jawab Adhaza.
"Yahh gud kirain gratis," ucap Fahry.
"Nggak yang gratis di dunia ini," ucap Adhaza dingin.
Setelah itu Adhaza mengambil mangkok sambal dan menuangkan kedalam mangkok nya sebanyak 7 sendok saat Adhaza ingin memasukkan sambal lagi kedalam mangkok ada sebuah tangan yang menahan pergelangan tangan.
"Lo mau sakit perut?" tanya Endra lalu ditepis oleh Adhaza.
"Dih apaan sih, terserah gue dong," ucap Adhaza sewot.
Setelah itu ia kembali menuangkan satu sendok sambal lagi ke mangkoknya dan memakannya. Sedangkan Galang, Fahry, Nina, dan Endra hanya bengong melihat Adhaza yang memakan baksonya.
Setelah selesai makan Adhaza dan Nina menuju kelas terlebih dahulu karena waktu jam kosong sudah hampir habis. Dan sekarang waktunya pulangm Bel pulang sekolah berbunyi membuat semua siswa-siswi merasa senang karena mereka bisa pulang untuk tidur, main, dan melakukan kegiatan lainnya.
"Ca gue duluan ya," pamit Nina.
"iya hati-hati Nin."
Setelah selesai memasukan barang barangnya ke kedalam tas, Adhaza pun segera keluar dari dalam kelas karena di dalam kelas sudah tidak ada siapa-siapa hanya ada dirinya.
Adhaza berjalan cepat menuju koridor parkiran ia melewati lapangan utama yang kebetulan hari ini dipakai untuk latihan futsal.
Mata Adhaza tertuju kepada laki laki yang menyugar rambutnya yang terlihat sangat coll dan tampan, di tambah lagi keringat yang berada di pelipis kepalanya yang membuat kharisma nya bertambah. Laki laki tersebut adalah Endra.
Setelah sadar akan lamunannya Adhaza langsung berjalan cepat menuju koridor karena dia tidak ingin tertangkap basah sedang memandangi Endra dari kejauhan.
Endra yang merasa sedang diperhatikan pun menoleh kearah perempuan tersebut, dan ya dia melihat Adhaza sedang memperhatikannya.
Dari kejauhan Adhaza terlihat sangat gugup dan tegang, Adhaza sangat terburu-buru melewati lapangan sampai tidak sadar gadis itu menabrak seseorang yang baru saja ingin memasuki lapangan
Setelah itu Adhaza berjalan cepat menuju koridor parkiran sekolah. Tiba-tiba sudut bibir Endra terangkat membentuk senyuman kecil. Sangat kecil dan senyuman itu hanya bisa dirasakan oleh Endra sendiri.
Jangan lupa vote dan komen banyak-banyak ya guys❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...