Hallo guys. Apa kabar? Moga baik ya. Aminn.
Welcome di cerita ku di part 15. Moga banyak yang suka ya guys. Kuy baca baca
Jangan lupa vote
.
.
.
.Adhaza dan Rena kini tengah berlatih untuk pensi di depan tenda. Adhaza dan Rena berlatih sangat bagus, membuat anggota regu lain menatap kagum dan tidak suka. Banyak anggota dari regu lainnya mendekati mereka berdua, bahkan senior mereka pun melihatnya.
“Bagus banget."
“Ih suaranya bagus. Iringan nya juga bagus."
“Mereka kompak banget!"
“Cih, sombong."
“Suara jelek aja pamer. Apalagi itu yang ngegitar, jelek banget!"
“Awas aja, gus bikin kalian gagal nanti pensi."
Seperti itulah bisikan-bisikan orang yang melihat Adhaza dan Rena.
Adhaza dan Rena selesai bernyanyi dan dapat tepuk tangan dari para anggota lainnya. Mereka tersenyum senang, karena banyak yang menyukai Suara Adhaza dan iringan gitar dari Rena.
Dilain tempat ada salah satu anggota regu lain menatap tidak suka dengan aura kebencian. Ia menatap Adhaza dan Rena dengan sorot mata tajam dan tangan yang terkepal.
“Gue harus lakuin sesuatu," ucap Cewe itu lalu pergi.
Adhaza dan Rena berbincang bincang sambil bercanda tawa. Perbincangan itu pun terhenti ketika ada seseorang yang menyapa mereka.
“Haii," sapa gadis itu.
“Haii juga," jawab Adhaza dan Rena bersamaan.
“Boleh ikut nimbrung?" tanya cewe itu.
“Boleh, duduk aja."
“Oiya, ini tadi aku belinya kebanyakan. Ternyata temen aku udah pada beli sendiri-senduri, jadi daripada mubazir mending gue kasih ke kalian," ucap gadis itu sambil menyerahkan kopi ke arah Rena dan Adhaza.
“Kenapa nggak buat lo aja?" tanya Adhaza menatap kopi itu.
“Gue tadi udah minum di sana.”
“Owalah, yaudah kalau gitu. Kebetulan aku suka kopi," ucap Rena.
“Kopi gue buat lo aja Ren," ucap Adhaza karena dia tidak terlalu menyukai kopi.
“Sip lah, thanks," ucap Rena sambil mengangkat gelas kopi itu.
Cewe itu menyunggingkan senyum licik. Ia senang karena sebentar lagi rencana untuk menggagalkan pensi Adhaza dan Rena berhasil.
“Mungkin sekarang lo masih sehat wal afiat. Tapi lihat aja nanti, pensi regu mawar akan gagal!” ucap cewe itu dalam hati.
Mereka bertiga berbincang-bincang bersama cukup lama. Lalu waktu menunjukkan pukul 16.00 waktunya sholat ashar mereka pergi ke tenda masing-masing.
Adhaza terkejut ketika ia akan beranjak dari duduknya Rena langsung pingsan. Rena tidak sadarkan diri membuat Adhaza panik meminta bantuan. Teman-temannya pun berdatangan untuk melihat Rena, lalu salah satu dari mereka memanggil anggota PMR dan pembina.
Tidak lama kemudian anggota PMR dan pembina pun datang. Rena segera dilarikan ke tenda PMR dan diberi pengobatan di sana.
“Rena sakit apa?" tanya salah satu pembina.
“Saya tidak tau Kak. Tadi, sewaktu kita latihan buat acara pensi nanti Rena masih sehat dan terlihat sangat ceria, tapi waktu saya dan Rena berdiri, Rena langsung jatuh pingsan," jawab Adhaza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...