Jangan lupa vote
.
.
.
.Endra berjalan menuju rooftop sekolahnya untuk bertemu dengan seseorang. Sesampainya di rooftop, ternyata orang itu sudah datang terlebih dahulu. Orang itu duduk membelakangi Endra dengan sebatang rokok di jari manisnya.
“Ada apa?” tanya Endra to the point.
Orang tersebut menegakkan badannya dan membuang puting rokok yang ada di jarinya lalu menginjaknya. Orang itu membalikkan badannya dan menatap Endra dengan sinis. Orang itu adalah Gerald.
“Santai dong man, ” ucap Gerald mendekati Endra.
Endra memalingkan wajahnya kelain arah.
“Gue disini cuma mau ngasih peringatan buat lo,” ujar Gerald.
“Peringatan?” tanya Endra menaikkan sebelah alisnya.
“Jauhin Caca!”
Endra tersenyum sinis menatap Gerald, “lo siapanya dia?”
Gerald terdiam, nampak berfikir ia akan menjawab apa.
“Gue sahabat masa kecilnya,” ucap Gerald
“Apa buktinya kalau lo sahabatnya Adhaza?” tanya Endra
“Ini. Ini kalung pemberian dari Caca,” ucap Gerald lalu mengeluarkan kalung yang dipakainya itu.
Endra terkejut ketika melihat kalung itu sama persis dengan kalungnya yang diberikan oleh Caca dulu. Tatapan Endra terus terfokus pada liontin yang tergantung di kalung itu. Endra tersenyum sinis, akhirnya Endra tau, kalung itu memang sangat persis. Namun ada perbedaannya sedikit,kalung yang diberikan Adhaza ada goresan huruf C&G dibagian kiri liontin. Sedangkan kalung yang dipakai oleh Gerald itu tidak ada goresan huruf tersebut.
Gerald menatap Endra dengan raut curiga, matanya mengikuti arah penglihatan Endra, mata Endra terfokus melihat kalung itu. Dengan cepat Gerald langsung memasukkan kalung itu lagi ke dalam dan ditutupi oleh kerah bajunya.
“Ngapain lo lihat lihat kalung gue? Bagus kan?” tanya Gerald
“Kalung itu emang bagus, tapi lebih bagus kalau kalung itu ada goresan huruf,” ucap Endra lalu segera meninggalkan Gerald
“Maksud lo?” tanya Gerald sedikit berteriak
~~~~~
Sedari tadi Gerald terus memikirkan kata kata Endra waktu mereka bertemu di rooftop tadi, 'kalung itu emang bagus, tapi lebih bagus kalau kalung itu ada goresan huruf'
“Goresan huruf?” ucap Gerald memutar mutar bolpoin nya
“Arghh,” teriak Gerald sambil mengusap usap rambutnya kasar.
Rio yang ada disamping Gerald terkejut ketika Gerald berteriak. Rio menatap Gerald, lalu menempelkan telapak tangannya ke jidat Gerald.
“Nggak panas tuh, lo kenapa sih?” tanya Rio
Gerald menepis tangan Rio kasar hingga terkena meja, “gue nggak papa.” ujar Gerald
“Aww, sakit anjir!. Kasar banget sih,” ucap Rio sambil menggosok gosokkan tangannya.
“Alay!” desis Gerald
“Lo ngomong apa? Alay?” tanya Rio melotot kan matanya.
“Nggak,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...