Hallo guys👋, apa kabar? Semoga tetap sehat dan baik baik aja ya.
Oke guys, disini aku up lagi nih part 17 setelah sekian lama aku ga up.
Oke guys, selamat membaca jangan lupa vote and coment ya.
Jangan lupa vote
.
.
.
.Tepat pukul 00.00 dini hari semua anggota pramuka dikumpulkan di lapangan yang tadinya digunakan untuk kegiatan pensi.
Semua regu ditugaskan untuk penjelajahan. Yang sebelumnya sudah diberi arahan oleh Endra. Kini masing-masing regu sudah mulai berangkat menjelajah begitupun dengan regu Adhaza.
Setiap regu dibimbing oleh dua kakak senior. Mereka ditugaskan untuk mencari post-post penjaga yang sudah ditentukan oleh para pembina. Dan regu Adhaza kebetulan dibimbing oleh Endra dan Fahry.
Fahry mendampingi dan menjaga di depan sedangkan Endra mendampingi dibarisan belakang tepat disamping Adhaza.
“Ada berapa pos sih kak?" tanya Putri kepada Fahry.
“4 pos."
“Kita udah lewatin berapa post?" tanya Nala.
“Kita udah lewatin 3 pos," jawab Andhini.
“Berarti kurang 1 pos lagi ya?"
“Iya, semangat!"
Sedangkan Adhaza? Kini Adhaza hanya diam. Jantungnya sedari degdegan ketika dari tadi Endra berjalan di sampingnya.
Mereka berjalan bersama-sama sambil bercakap-cakap dan bercanda gurau. Hingga tidak sadar mereka sudah sampai di pos akhir yaitu pos 4 yang disambut oleh Juanda di sana. Setelah menjalankan tugas dari pos 4 mereka berjalan kembali menuju area perkemahan.
Adhaza yang merasa tali sepatunya lepas memberhentikan langkahnya berniat untuk menalinya terlebih dahulu.
“Kalian duluan aja, tali sepatu gue lepas," ucap Adhaza sambil duduk berjongkok.
Semua menoleh kearah Adhaza.
“Kita tungguin aja," ucap Fahry.
“Nggak usah Kak, kalian duluan aja. Mereka juga udah pada capek semua.”
"kalian duluan aja, dia biar gue tungguin," ucap Endra santai.
“Oke, jaga temen gue ya Kak," ucap Andhini dan dibalas anggukan oleh Endra.
Mereka semua mulai meninggalkan Adhaza dan Endra. Endra menatap Adhaza yang sedang membenarkan tali sepatunya.
Setelah merasa talinya sudah terikat kembali, Adhaza segera berdiri dan menatap Endra yang dari tadi sudah menatapnya jantungnya kembali berdetak kencang saat matanya bertemu dengan mata emang Endra.
“Emmm, aa ... ayo Kak," ucap Adhaza gugup.
“Kenapa gugup?" tanya Endra.
“Eng ... enggak kok," jawab Adhaza masih gugup.
“Nah itu gugup," ucap Endra sambil tertawa kecil.
"Engga kok. Yaudah ayo, keburu pagi," ucap Adhaza.
Mereka berdua berjalan beriringan hingga tidak sadar ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka.
Orang itu tersenyum licik sambil mengubah arah panah yang tadinya kekanan menjadi kekiri “Lihat aja lo, kali ini bakal celaka."
“Berhenti!" perintah Endra.
Adhaza menoleh ke Endra sambil mengangkat sebelah alisnya bingung. Ia memperhatikan tanda panah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
أدب المراهقينEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...