"Orang baru datang untuk memberikan kenyamanan, maka jangan sampai ia pergi meninggalkan, apalagi terkecoh oleh omongan orang "
Jangan lupa vote
.
.
.
.Brukk
Adhaza terjatuh akibat tertabrak seseorang, Adhaza benar-benar heran, kenapa ia gampang sekali tertabrak. Tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya berniat menolongnya, dan uluran itu diterima oleh Adhaza untuk berdiri.
"Thanks," ucap Adhaza mendongak melihat orang yang menolongnya tadi.
"Iya," jawab cowok itu dengan senyum yang merekah.
Seketika mata Adhaza menatap kalung yang dipakai oleh cowok tersebut. Ia tampak tidak asing dengan kalung itu. Kalung itu sama dengan, kalung yang ia berikan kepada seseorang.
"Emmm, tunggu!" panggil Adhaza sebelum lelaki itu pergi menjauh.
"Iya? Ada apa?" tanya cowok itu.
"Adhaza," ucap Adhaza memperkenalkan diri.
"Gerald," ucap cowok itu menjabat tangan Adhaza.
"Emmm, kalau boleh tahu, itu kalung yang lo pakai dari siapa?" tanya Adhaza.
"Kalung ini?" tanya Gerald dan diangguki oleh Adhaza.
"Kalung ini pemberian sahabat gue waktu kecil," ucap Gerald.
"Sahabat?" tanya Adhaza.
"Iya, kenapa?" tanya Gerald.
"Nggak papa kok, gue cabut dulu ya," ucap Adhaza tersenyum lalu pergi meninggalkan Gerald.
~~~~~
Keadaan kelas 11 IPS 2 pagi ini sangatlah ramai. Adhaza menatap heran kepada teman cewek sekelasnya yang berteriak teriak dengan menyebut kata 'Cogan'.
Adhaza duduk di mejanya yang disitu sudah ada Nina dan kedua cewek yang bangkunya ada di depan meja mereka.
"Ada apa sih?" tanya Adhaza.
"Itu loh Ca, ada murid baru. Katanya sih cowok, ganteng pisan," ucap Leni.
"Owhh."
Adhaza hanya ber owh owhh ria membuat ketiga cewek yang ada di depan dan disamping nya menggeleng tidak percaya dengan jawaban Adhaza.
"Kok lo jawab owhh doang sih?" tanya Rere.
"Terus gue harus jawab apa?" tanya Adhaza.
"Ya jawab gini kek 'Hahh? Masak si Len? Yang bener aja, ada Cogan pindah ke sekolah kita?' harusnya gitu!" ujar Leni heboh.
"Hmm."
"Kok cuma hmm sih?" tanya Leni.
Adhaza menghela nafas menatap ketiga temennya itu. "Eh, masak sih Len? Yang bener aja, ada cogan pindah ke sekolah kita?" ucap Adhaza menirukan gaya Leni berbicara.
"Udah puas?" tanya Adhaza.
"Allhamdulilah, sangat sangat puas," ucap Leni.
Tawa Nina, Leni, dan Rere seketika pecah mendengar ucapan Adhaza yang sangat mirip dengan Leni. Adhaza menaikkan sebelah alisnya bingung dengan teman temannya ini. Ia memilih membuka novelnya dari pada harus berhadapan dengan ketiga makhluk aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...