37.

329 38 8
                                    

Jangan lupa vote
.
.
.
.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Kini Endra dan juga Galang sedang berada di parkiran untuk menunggu Nina. Kemana Fahry? Tadi ketika Galang menawari untuk menjenguk Adhaza, Fahry memilih untuk ke kantin untuk memberi jatah makan siang cacing cacing yang berada di dalam perutnya.

“Yukk, nunggu lama ya? Maaf ya, tadi gue ada jadwal piket,” ucap Nina yang sudah berdiri di samping motor Galang.

“Hmm." Dehem Endra.

“Iya, nggak papa kok. Lagian masih ada banyak waktu buat jenguk Caca,” ucap Galang sambil melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya.

“Oke. Ayo berangkat, keburu telat.”

“Ini helem nya. Pakek! Nanti jatuh, gagar otak,bisa berabe gue," ucap Galang mengulurkan helem yang tadi sempat dipinjamnya dari Nana hingga berdebat dan berujung Nana mengalah, karena Galang terus memaksa.

“Ada rencana buat jatuh?” tanya Nina.

Galang memutar kepalanya kebelakang untuk menatap Nina. “Kalau jatuh bareng kamu aku mau," jawab Galang menyengir.

“Idihh." Nina melirik sinis.

“Hahaha, canda Nin. Helm nya cepet di pakek! Biar aman,” ucap Galang merebut helem dari tangan Nina lalu segera memasangkannya ke kepala Nina.

“Cantik!" Puji Galang seraya tersenyum.

“Makasih,” ucap Nina blushing.

“Cie blushing,” ucap Galang menggoda.

“Apaan? Enggak kok.”

“Lah itu, merah-merah kenapa?” tanya Galang.

“Engga kok,” elak Nina.

“Masa? Itu me—”

“Udah apa belum? Kalau belum, gue duluan aja.” ucap Endra memotong ucapan Galang.

“Eh, iya-iya. Maaf ya,” ujar Galang menyengir tak berdosa.

Endra menghela nafas malas. Ia segera menyalakan motornya dan menjalankannya tanpa menunggu Galang dan Nina.

“Eh bocah, kok malah ditinggal sih,” ucap Galang kesal.

“Sabar, yaudah ayo jalan!” ucap Nina.

Galang segera melajukan motornya untuk menyusul Endra yang sudah jauh dari sekolahnya.

~~~~~

Lima belas menit lamanya, kini Endra, Galang, dan Nina sudah sampai di parkiran rumah sakit. Mereka tidak langsung masuk ke dalam, mereka memilih untuk merencanakan hal yang harus digunakan untuk membujuk Adhaza.

“Oke, fiks ya? Yuk masuk,” ucap Nina semangat lalu segera berjalan untuk memasuki gedung utama rumah sakit.

Endra dan Galang hanya mengekor dari belakang. Galang masih tidak paham apa yang direncanakan oleh Nina dan Endra tadi. Otaknya masih belum bisa berfikir sejak kemarin.

Nina langsung memasuki ruang rawat Caca dengan senyum yang sangat manis.

“Caca, gue dateng yeay!” ucap Nina langsung memeluk Adhaza.

“Nin, lepasin ih!” ucap Adhaza karena merasa sesak.

“Aaa, nggak mau! Gue masih kangen sama lo,” ucap Nina lebih mengeratkan pelukannya.

Senior Cold {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang