Jangan lupa vote
.
.
.
.Kini Adhaza sudah kembali menginjakkan kakinya di SMA Pelita Bangsa. Dengan Gerald di sampingnya, mereka berjalan bersama menuju kelas mereka.
Sejak pengakuan Gerald kemarin, kini hubungan Adhaza dan Gerald membaik, ditambah lagi Gerald yang selama tiga hari selalu menemani Adhaza di rumah sakit setelah pulang dari sekolah.
Adhaza memasuki kelasnya dan langsung disambut oleh Nina yang begitu antusias dan langsung menjerit layaknya seperti orang yang melihat artis papan atas.
“Hai guys,” sapa Adhaza di depan kelas.
Seketika keadaan yang tadinya ramai seperti pasar kini hening seketika. Tatapan mata semua langsung tertuju kepada Adhaza.
1,2,3 dan...
“CACA!” teriak Nina.
“Caca, kemana aja lu?” tanya Rio.
“Eh, CACA COMEBACK ANJER!” teriak heboh Aldi.
“Wanjer, Bu Rentenir back anjim. Auto dipalakin lagi nih,” ucap Reza yang langsung berdiri dari duduknya dan menggebrak meja Rena.
“Anjimc! Sans aja!” ucap Rena kesal.
“Bu Rentenir. Gue lagi gada duit, kalau mau malakin jangan sekarang! Besok aja!” ucap Reza.
“Udah, jangan banyak bacod!” ucap Rena menampol Reza.
“Sssttt, diem woi! Berisik Njing!” ucap Leon galak karena tidurnya diganggu oleh suara cempreng seluruh kelas IPS 2.
“Heh, Leon. Lo tuh tidur aja, liat noh! Bu Rentenir comeback,” ucap Reza.
“Siapa?” tanya Leon yang kembali menekuk lengannya untuk dijadikan bantal.
“ADHAZA!” teriak anak IPS 2 kompak.
“Ohh, Adhaza.” ucap Leon seraya mengusap. Lalu matanya terbuka sempurna ketika baru menyadari nama itu. “Adhaza?” tanya Leon langsung berdiri melihat Adhaza.
Dengan senyum manis Adhaza tersenyum sambil mengangguk. “Kenapa Yon?” tanya Adhaza.
“Subhanallah, manis banget senyuman kamu!” ucap Leon dengan kedua tangan yang sudah ia tempelkan di pipi kanan dan kirinya.
“ANJAY, LEON baru bangun udah dapet senyum dari Caca. Enak banget lu,” ucap Reza.
“Bilang aja kalau lo iri!" Sindir Leon sinis.
“Iya, gue iri. Puas?” ucap Reza tak kalah sinis.
“Huuuuuuuuuuu!" sorak satu kelas.
“Ca, ini Reza minta di senyumin nih. Senyumin gih! Keburu M-A-T-I!" Teriak Aldi.
“Ngakak anjer. Bener-bener, disenyumin dong Ca!” ucap Dion.
“Bodo ahh!” ucap Reza merajuk.
“Dasar baperan!” Sindir Leon.
“Ngakak! Reza baperan!” ucap Rena tertawa keras dan disusul oleh seluruh kelas menertawakan Reza.
“Heh, udah-udah!” ucap Gerald berusaha menyelamatkan Reza dari ejekan-ejekan teman sekelas.
“Loh, Gerald. Sejak kapan lo di situ?” tanya Dion.
“Sejak kalian heboh Bu Rentenir back,” ucap Gerald malas.
“Ohh."
“Mau berdiri terus?” tanya Gerald menoleh ke Adhaza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...