26. Kembali Patah✔

399 45 0
                                    

“Sekejap kau memberi harapan dan kebahagiaan bagiku, tetapi setelah itu kau memberi luka yang sangat menyayat hatiku”

Jangan lupa vote
.
.
.
.

Adhaza berjalan menuju kelas Endra dengan senyum yang merekah, membuat Adhaza tambah manis dan Cantik. Ia sangat senang ketika bekal pemberiannya dimakan oleh Endra.

Saat Adhaza berjalan di koridor kelas 12, banyak kakak kelasnya yang melihatnya dengan tatapan tidak suka. Banyak yang berbisik-bisik dan menyangkut nyangkutkan dirinya dengan hubungan Endra dan Loly.

“Eh, ni bocah berani banget kesini."

“Adek kelas sok banget sih."

“Tu bocah namanya siapa sih?"

“Dia itu Adkel yang pas pensi duet sama Endra kan?"

“Iya, tu bocah nggak punya akhlak emang."

“Eh eh, kalian tau nggak. Tu bocah yang ngehancurin hubungannya Loly sama Endra njir!!"

“Hah? Masak sih? Lo tau dari siapa anjir?”

“Dari Dinda sama Gina lah."

Di sepanjang koridor Adhaza mengabaikan ucapan ucapan tidak suka dari kakak kelasnya itu. Telinganya Adhaza sebenarnya sudah sangat panas, emosinya sudah memuncak tetapi ia tidak ingin kelepasan, lalu ribut, dan berakhir masuk ke ruang BP.

Saat Adhaza ingin mengetuk pintu kelas Endra, pintu itu sudah terbuka dahulu dan keluarlah Endra dari balik pintu itu dengan ponsel yang ada di genggamannya. Endra terkejut ketika melihat Adhaza yang sudah ada di depannya, namun Endra dapat menyembunyikan ekspresi terkejutnya dengan muka datar khasnya.

“Haii kak,” sapa Adhaza.

“Hmm."

“Gimana Kak?”

“Gimana apanya?" tanya Endra bingung.

“Gimana, makanan dari aku? Rasanya gimana? Kurang apa? Kelebihan apa?"

Endra menatap Adhaza datar, “lumayan.”

“Lumayan apa?"

“Lumayan enak."

“Kalau lumayan, berarti ada kekurangan nya,” ucap Adhaza lesu.

“Kurang tulus buatnya," jawab Endra.

“Kurang tulus? Padahal aku udah tulus banget buatnya."

"Hmm."

“Hmm doang?"

“Iya Cill ... eh Ca," ucap Endra hampir keceplosan memanggil Adhaza dengan nama Chilla.

“Nahh, Kakak sekarang mau ke mana?” tanya Adhaza.

“Mau keruang pramuka."

“Owhh, yaudah bareng yuk," ucap Adhaza dan dibalas anggukan oleh Endra.

Mereka berjalan beriringan, dan seperti awal tadi. Banyak kakak kelas yang tidak suka kepada Adhaza, banyak umpatan umpatan yang membuat kuping Adhaza sangat panas.

Endra menghentikan langkahnya dan Adhaza pun juga ikut memberhentikan langkahnya. Endra menatap Adhaza dengan sorot mata tenang.

“Nggak usah didengerin!" ucap Endra memasangkan headsetnya ke telinga Adhaza.

Adhaza tersenyum, “makasih Kak."

Mereka melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda. Adhaza sangat bahagia hari ini, pertama dia mendapatkan senyuman manis Endra, kedua bekal darinya dimakan oleh Endra, dan ketiga telinganya dipasang headset oleh Endra.

Senior Cold {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang