Jangan lupa vote
Selamat membaca🤗
.
.
.
.Endra menuju UKS untuk melihat kondisi Adhaza. Endra langsung memasuki tenda UKS dan menuju ranjang tempat Adhaza berbaring dan duduk disamping ranjang.
Endra sangat khawatir dengan kondisi Adhaza, pasalnya ia sudah ditugaskan oleh Vivi untuk menjaga Adhaza. Dan kali ini dia gagal menjaga Adhaza.
Suara erangan membuat Endra langsung mendekat ke arah Adhaza. Dan perlahan mata Adhaza terbuka, dan melihat sekeliling tenda UKS.
“Gue di mana?” tanya Adhaza sambil memegang kepala.
“Lo di UKS,” jawab Endra.
Adhaza ingin mendudukkan tubuhnya, namun kepalanya terasa sangat pusing.
"Jangan banyak gerak!" ucap Endra sambil membantu Adhaza ke posisi semula.
“Minum dulu!” ucap Endra mendekat kan sedotan ke arah Adhaza.
“Gus kok bisa di sini?” tanya Adhaza.
“Lo pingsan."
“Pingsan? Di mana?” tanya Adhaza bingung.
“Di hutan."
“Kok bisa?” tanya Adhaza.
“Ceritanya panjang."
“Sepanjang apa?” tanya Adhaza.
“Nggak tahu."
“Yahhh....”Adhaza tidak puas dengan jawaban Endra.
Adhaza kembali memejamkan matanya berharap rasa pusing nya segera mereda. Ia mencoba mengingat kejadian semalam yang membuat ia menjadi seperti ini. Namun ia tidak berhasil mengingat nya, ia hanya mengingat kemarin ia penjelajahan dan ia tersesat bersama Endra.
Saat Adhaza membuka matanya, matanya langsung bertemu dengan mata elang Endra. Adhaza merasakan jantungnya berdetak lebih kencang ketika berada disamping Endra ditambah mata mereka yang saling memandang satu sama lain.
Mereka memutuskan pandangannya ketika dokter UKS menghampiri ranjang Adhaza.
“Ekhemm." Dehem dokter tersebut sambil senyum senyum sendiri melihat Endra dan Adhaza memutuskan tatapannya.
“Gimana Za? Udah membaik?” tanya Dokter Uli.
“Alhamdulillah Dok, tapi Ini masih agak pusing," jawab Adhaza.
“Yaudah sekarang waktunya makan habis itu minum obat ya,” ucap Dokter uli sambil menyodorkan nampan berisi makanan untuk Adhaza.
Setelah memberikan makanan untuk Adhaza dokter Uli pergi entah ke mana. Adhaza mulai menyendokkan makan tetapi tangannya sangat sulit digerakkan. Endra langsung mengambil alih sendok yang dipegang Adhaza dan menyuapi Adhaza.
Setelah makanan yang ada di dalam piring sudah habis, Endra mengambilkan obat serta air untuk Adhaza.
“Makasih,” ucap Adhaza dengan senyum yang merekah dibibirnya dan dibalas anggukan oleh Endra.
Adhaza merasa sangat bosan, Adhaza menatap Endra yang masih ada disamping ranjang nya dengan mata yang masih melihat dirinya.
“Kak."
“Apa?”
“Balik yuk, gus bosen di sini,” ujar Adhaza memelas.
“Balik kemana?” tanya Endra.
“Ke tenda gue lah," jawab Adhaza.
“Udah baikan?” tanya Endra.
“Udah, ini tinggal sedikit pusing," jawab Adhaza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...