Jangan lupa vote
.
.
.
.Adhaza dan Andhini mencari keberadaan Endra ke semua area perkemahan namun sama sekali tidak menemukan tanda-tanda adanya Endra.
“Kak Endra di mana sih? Capek gud jalan terus." Keluh Andhini sambil mengelap keringat nya.
“Nggak tau tuh, semua tempat udah kita datengin, tapi tetep aja nggak ada." Timpal Adhaza.
Tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara yang dingin dan sangat singkat.
“Ada apa?" tanya Endra.
Adhaza dan Andhini membalikkan badannya dan melihat Endra yang sedang tiduran di kursi bawah pohon dengan jadi yang berada di depan senar gitar.
“Astaghfirullah, cenayang!" Umpat Andhini terkejut.
"Astaghfirullah, maaf Kak Maaf. Habisnya saya kaget lihat Kak Endra yang tiduran di sini," ucap Andhini
“Mmm Kak, kali ini kita boleh minta tolong nggak?"
“Nggak!" tolak Endra mentah-mentah.
“Ayolah Kak, saya minta tolong, please. Tolong bantuin regu kita buat acara pensi nanti," ucap Andhini memohon
“Pensi?" tanya Endra sambil merubah posisinya menjadi duduk.
“Iya, Kak."
“Emang perwakilan dari regu lo kemana? Atau jangan-jangan belum ada?" tanya Endra.
“Udah ada kok Kak, regu saya rencana mau nampilin kolaborasi lagu dan musik. Akan tetapi temen saya yang mewakili acara pensi nanti sakit Kak," Jawab Andhini panjang
Endra hanya manggut-manggut. Lalu ia menatap Adhaza yang hanya diam saja sejak tadi. Adhaza dapat melihat kegugupan dari Adhaza, cewek di depannya ini terlihat sangat gugup dan kaku.
“Siapa yang nyanyi?" tanya Endra mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“Gue," jawab Adhaza.
Endra langsung menoleh ke arah Adhaza lagi. Lalu menyerngitkan kepalanya seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu.
“Oke, gue mau," jawab Endra singkat.
“Beneran Kak?" tanya Andhini tidak percaya dan dibalas anggukan oleh Endra.
“Makasih, Kak En," ucap girang Andhini sumringah.
Sedangkan Adhaza? Adhaza hanya menghela napas sabar. Ia harus menerima resikonya untuk berlatih bersama Endra.
“Yes, oke kalau gitu, mending kalian latihan aja. Kalian mau latihan apa enggak?" tanya Andhini dengan penuh semangat.
“Terserah!" jawab Endra dan Adhaza serempak.
Andhini melongo menatap Endra dan Adhaza berganti. Andhini membentuk senyum menggoda sambil menyenggol Adhaza.
"Wahh, bahkan kalian sehati."
“Bodo!" sarkas Endra dan Adhaza bersama lagi.
“Bye bye, selamat berlatin, fighting!" ucap Andhini sambil berlalu meninggal Endra dan Adhaza.
“Lah gue ditinggal?" ucap Adhaza ingin mengejar Andhini namun belum sempat ia menghampiri temannya itu, tangannya segera ditarik oleh Endra.
“Duduk!" perintah Endra.
~~~~~
Pensi malam ini dimulai pukul 20.00 namun semua anggota regu sudah stay di lapangan untuk mencari tempat duduk padahal sekarang baru pukul 19.25.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...