Jangan lupa vote
.
.
.
.“Kayak ada yang kurang,” ucap Surya melirik Gerald.
Sedangkan Gerald yang dilirik merasa jantungnya hampir copot saking degdegan nya.
“Maksud om?”
“Ada yang kurang dari kalung ini. Jangan jangan ka—”
“Gerald ayo gue udah siap,” panggil Adhaza memotong ucapan Surya.
Gerald dan Surya kompak menolehkan kepala melihat Adhaza yang sedang berjalan menuruni tangga.
Gerald mengelus dadanya dan mengucap rasa syukur karena kedatangan Adhaza yang secara tiba-tiba membuat ucapan Surya terpotong.
“Mau pergi kemana?” tanya Surya.
“Jalan Yah, cuma sebentar kok.”
Tadi setelah mereka selesai makan malam, Gerald mengajak Adhaza untuk jalan jalan ke taman dan Adhaza pun menerima ajakan Gerald.
“Yaudah, tapi pulangnya jangan malam malam!” ucap Surya memberi peringatan.
“Siap,” jawab Adhaza seraya mencium tangan Surya.
Dan disusul oleh Gerald dibelakangnya. Tangan Gerald dipegang erat oleh Surya dan mata Surya menatap dalam mata Gerald hingga Gerald merasa ngeri sendiri.
“Saya masih ragu sama kamu. Dan saya harap kamu nggak mengecewakan saya dan putri saya!” ucap Surya lalu melepaskan genggamannya.
Gerald mengangguk. “I... Iya om,” jawab Gerald gugup. “Serem banget anjir. Kek anjing tetangga, sinis banget ngeliatnya.” ucap Gerald dalam hati.
Gerald segera keluar dan menghampiri Adhaza yang sudah ada di depan gerbang rumahnya.
“Lama banget, tadi ngobrol apa aja sama ayah? Kayaknya kalau gue liat seru banget. Sampai sampai gue dianggurin,” ucap Adhaza.
“Apanya yang seru? Yang ada gue di dalem hampir gabisa napas saking tegangnya.” ucap Gerald dalam hati.
“Iya Ca, ayah lo seru banget sumpah. Bunda lo juga cantik baik lagi. Jadi nggak heran anaknya juga nggak kalah cantik malah cantiknya plus plus dari bunda nya,” ucap Gerald beralibi.
“Sa ae lu pakboy,” ucap Adhaza mendadak pipinya terasa panas.
“Eh pipinya merah,”
“Ha? Yang bener?” tanya Adhaza panik.
“Canda,”
“Serahh,” ucap Adhaza mengalihkan pandangannya menatap keluar kaca.
Tidak lama perjalan dari rumah Adhaza menuju taman. Hanya dalam 30 menit mereka sampai di taman yang sangat ramai. Maklum, malam minggu banyak anak muda yang jalan jalan sama pasangan, sahabat, maupun keluarganya, dan bahkan author yang jomblo juga sering keluar kalau malam minggu walau sendirian tapi rasanya menenangkan. Kayak pandangan dia, dingin tapi buat orang nyaman. -skip
Mereka berdua memasuki area taman dan duduk di salah satu bangku yang berada di taman.
“Mau beli apa?” tanya Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...