25. Bekal✔

417 46 0
                                    

“Entah mantra apa yang kamu berikan, senyummu itu candu bagiku, kini ku takjub melihat itu, dan ku berharap senyummu selalu terlukis di bibir manismu."


Jangan lupa vote
.
.
.
.

Adhaza bersorak gembira ketika melihat Endra yang baru saja datang dengan motornya. Adhaza langsung menghampiri Endra dengan senyum yang terlukis di bibirnya.

“Pagi Kak,” sapa Adhaza.

“Iya."

Endra berjalan melewati Adhaza yang masih tersenyum didepan motornya. Adhaza menghela nafas, berharap diberi kesabaran. Adhaza membalikkan badannya dan mengejar Endra yang jaraknya sudah mulai menjauh.

“Kak Endra, tunggu kak!" Teriak Adhaza.

Endra menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya. “Eeemm, ini gud buatin sarapan. Khusus buat Kakak,” ucap Adhaza seraya menyerahkan kotak bekal.

“Makasih."

“Jangan lupa dimakan ya kak, itu gue sendiri loh yang buat."

“iya," jawab Endra tersenyum, walaupun hanya senyum kecil, tetapi bisa membuat siapa saja yang melihatnya terkesima.

Adhaza tercengang melihat senyum Endra, jantungnya mulai berdetak lebih kencang lagi, ia merasakan tiba-tiba pipinya memanas.

Endra mengangkat sebelah alisnya dan menatap aneh Adhaza yang kini sama sekali tidak berkedip.

“Lo kenapa?" tanya Endra.

Adhaza terbuyar dari lamunannya, “ehh engga kok, nggak papa. Gue duluan ya Kak,” ucap Adhaza lalu segera pergi karena ia takut jika salah tingkah di depan Endra.

Endra memasuki kelasnya, seperti biasa, Endra menampilkan wajah dingin dan datarnya. Tiba-tiba ada cewek yang menghadang langkahnya menuju tempat duduknya, siapa lagi kalau bukan Loly.

“Haii, good morning beib!" Sapa Loly tersenyum dengan gaya dimanis manis kan.

Endra bergidik jijik melihat senyum Loly, ia hanya memandang Loly, eits lebih tepatnya memandang lurus kedepan.

“Beib, hallo?” Loly mengangkat tangannya dan melambai lambaikan di depan mata Endra.

“Beib, kamu lihatin apa sih?” tanya Loly tetap tidak digubris oleh Endra.

“Ih, kamu tuh ya, sama aku aja dingin banget, aku tanya nggak dijawab. Tinggal sama si cewek gatel itu aja kamu jawab,” ucap Loly memelas

Endra menatap tajam Loly, “maksud lo siapa?” tanya Endra.

“Kamu nggak tau beib? Ya siapa lagi kalau bukan Adhaza junior kamu itu yang kelewat gatel, sampai-sampai semua cowok dideketin," jawab Loly melipat kedua tangannya di depan dada.

Deru nafas Endra kini sudah seperti singa yang akan menerkam musuhnya. Mata elang Endra lebih menajam dan rahangnya kini mulai mengeras.

“Dia nggak seperti apa yang lo bicarain. Dan lo—”Endra menjeda kalimatnya

“Dan asal lo tau, lo lebih NAJIS dari pada ANJING!" ucap Endra menekan kata 'Najis' dan 'anjing'.

Seketika suasana didalam kelas menjadi hening akibat Endra yang membentak Loly. Dengan santainya Endra melewati Loly yang sudah berlinang air mata.

“Kenapa kalian masih pada bengong? pertunjukan udah selesai!” Galang mencoba mengembalikan kedaan yang tadinya panas menjadi dingin seperti semula.

“Udah sana bubar bubar!" Teriak Fahry.

Setelah melihat teman-temannya yang sudah beraktivitas kembali, Galang dan Fahry langsung duduk di depan dan di samping Endra.

Senior Cold {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang