5.Hadiah Special✔

838 100 0
                                    

Jangan lupa vote
.
.
.
.

Adhaza memasuki kantin dan segera mencari keberadaan sahabatnya. Tidak butuh waktu lama adhaza menemukan Nina sahabatnya di meja kantin bagian pojok sendiri.

Dan di meja tersebut tidak hanya Nina ada dua orang laki laki yaitu Galang dan Fahry.

"Lama bener sih lu," ucap Nina.

"Ya maap tadi gw habis nab ...."

"Dia habis nabrak gue," jawab seseorang tersebut bukan Adhaza melainkan Endra.

Setelah itu Endra duduk disamping Fahry dan berhadapan dengan Adhaza. Endra menatap Adhaza, Adhaza yang merasa dilihat hanya diam dan memakan baksonya cepat.

"Lo nggak makan berapa abad Ca?" tanya Nina menatap sahabatnya tersebut.

"Uhuk ... Uhuk."

Nina langsung memberikan minum kepada Adhaza. Nina menggeleng-gelengkan kepalanya melihat  Adhaza meminum air mineral nya hingga tandas.

"Makannya, kalau makan tu pelan-pelan kek mau ke mana aja." Sindir Nina.

Adhaza tidak memperdulikan ucapan Nina. Ia langsung memakan baksonya yang tersisa dua butir. Setelah baksonya habis Adhaza langsung berdiri dan beranjak dari meja tersebut.

Lagi-lagi Adhaza dial karena saat ia ingin beranjak dari duduknya, kakinya terbentur pinggiran meja. Adhaza mengaduh kesakitan ia langsung kembali duduk dan memegangi lututnya.

"Lo kenapa sih Ca? Sakit nggak?" tanya Nina.

Adhaza hanya menggelengkan kepalanya, ia kembali berdiri lagi namun dengan hati-hati agar kakinya tidak terbentur meja lagi. Ia berjalan dengan teratih-tatih keluar kantin.

"Temen lo kenapa sih Nin?" tanya Galang.

"Tau tuh anak, tumben aneh banget," jawab Nina.

Lagi-lagi mereka terkejut karena Endra tiba-tiba beranjak dari meja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Lah anjir, itu curut mau kemana lagi?" tanya Fahry menatap bingung kepergian Endra.

~~~~~

Endra mengikuti langkah Adhaza, baru saja ia keluar dari pintu kantin ia langsung melihat Adhaza yang sedang berjalan seraya memegangi lututnya.

Endra langsung menghampiri Adhaza dan dengan gesit ia langsung menggendongnya dan membawanya ke UKS. Selama di perjalanan menuju UKS Adhaza terus memberontak ingin dilepaskan, akan tetapi cekalan tangan Endra begitu kuat membuat Adhaza kehabisan tenaga untuk melawannya.

"Bisa diem nggak?" tanya Endra dengan tegas menatap Adhaza.

Adhaza yang sedari tadi memberontak kini tegang menatap wajah Endra yang nampak sangat serius. Ia tidak pernah melihat tatapan keseriusan selain dari ayahnya.

Endra kembali melanjutkan langkahnya ketika Adhaza berhenti memberontak. Setelah sampai di UKS Endra langsung meletakkan tubuhnya Adhaza di atas ranjang yang sudah disediakan.

Endra menatap lutut Adhaza yang telihat sangat memar. Setelah itu Endra langsung keluar dari UKS. Adhaza melongo menatap kepergian Endra.

"Tu orang aneh banget."

Adhaza melihat sekeliling, tidak ada petugas UKS yang sedang berjaga. Sedari yadi Adhaza terus berharap Endra kembali ke UKS akan tetapi sepertinya itu hanya sebatas angan-angan.

Senior Cold {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang