“Dibohongi seseorang yang sangat penting bagi kita sangat lah menyakitkan. Apalagi mencoba bertahan namun tidak ada kepastian”
♛┈⛧┈┈•༶Yang lagi PTS semangat ya🥰. Dapat salam dari kakak author❤༶•┈┈⛧┈♛
Jangan lupa vote
.
.
.
.Flashback On
Setelah selesai mencatat materi dari guru Adhaza berniat untuk menemui Endra. Adhaza mencari di kelas namun tidak ada dan dia memutuskan untuk pergi ke ruang Pramuka.
Saat tepat di depan pintu dan akan membuka pintu tersebut ia mendengar ada seseorang yang memberi perintah untuk menjauhinya. Adhaza sangat mengenali suara itu, ya suara itu adalah milik Gerald.
Awalnya ia hanya mendengarkan biasa-biasa saja. Namun semakin lama ia sakit hati mendengar ucapan yang keluar dari mulut Endra.
“Jauhin Caca!” perintah Gerald.
Endra tersenyum sinis lalu meletakkan berkasnya.
“Kenapa?”
“Gue nggak suka lo deket deket sama dia,”
“Gue nggak deketin dia. Dianya aja yang deketin gue,”
“Lo emang nggak deketin dia, tapi sikap lo yang buat dia deketin lo.”
“Terus? Sikap gue emang gini. Mau di apain lagi?”
“Ya rubahlah bego!”
“Ngerubah sikap gue nggak semudah itu!” ucap Endra meregangkan ototnya dan mengambil berkasnya kembali.
“Serah lu mau bacot apa! Sekali lagi gue peringatin, jauhi Caca!” perintah Gerald seolah olah tidak mau dibantah.
Flashback Off
Adhaza terus berlari tanpa tujuan ia akan kemana. Hati Adhaza rasanya sangat sakit, karena ucapan Endra. Adhaza masih mengingat kata-kata itu.
Perlahan tubuhnya merosot dengan air mata yang turun deras dari matanya. Ia menangis sejadi jadinya sampai tidak sadar ada seseorang yang sedari tadi mengikutinya dari ruang Pramuka.
”Apa gue bilang, Endra cuma manfaatin lo doang!” ujar seseorang yang sudah berdiri di depan tubuh Adhaza yang terduduk lemah. ”Jadi orang dibilangin tuh nurut, bandel banget.”
Orang itu adalah Loly, Loly lah yang sudah membuat rencana seperti ini. Dia mengadu ke Gerald bahwa tadi pagi Adhaza memberi Endra kotak bekal.
Dan mungkin dewe fortuna sedang berpihak kepada Loly. Loly tersenyum puas saat Gerald terpancing emosi nya dan langsung menghampiri Endra.
Adhaza mengelap air matanya lalu mendongak ke atas. “Kapan lo bilang?” tanya Adhaza.
”Mmmm, gue belum bilang ke elo ya. Yaudahh tadi udah gue bilangin kan?” jawab Loly. “Sekarang lo udah tau wataknya Endra kan? Gue peringatin jauhi Endra mulai sekarang!” perintah Loly menatap tajam Adhaza.
Adhaza diam sambil menundukkan kepala lalu menarik nafasnya pelan-pelan.
“Tanpa lo suruh juga gue bakal jauhin dia kok,” ucap Adhaza membalikkan badannya dan segera melangkahkan kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Cold {SUDAH TERBIT}
Teen FictionEND Revisi {SEGERA TERBIT} "Bagiku kau adalah penyemangatku, tanpamu aku beku seperti es batu yang selalu memberikan hawa dingin di setiap waktu." Endra Anggara Prasetya, salah satu laki-laki tampan dan sering dijuluki dengan sebutan es kutub utar...