Helaan napas sudah tak terhitung berapa kali yang keluar dari hidung laki-laki yang kini sedang menangkupkan wajahnya itu, sesekali ia melihat ke arah lorong rumah sakit dan berharap kedua orang tuanya segera datang.
"Keluarga pasien!" Suara Dokter yang baru keluar dari ruang inap Revan menyapa pendengaran Hoshi, laki-laki itu segera bangkit dan mendekat.
"Saya, Dok. Bagaimana keadaan Kakak saya?"
"Pasien harus segera mendapatkan pendonor, keadaannya kembali memburuk." Detik itu pula jantung Hoshi merasa berhenti berdetak, ia mengerjabkan matanya berkali-kali.
Untuk berbicara saja rasanya ia sudah tidak sanggup lagi, hingga tepukan dari Dokter yang berisyarat ingin pamit pun hanya bisa diangguki saja. Lidah Hoshi mendadak kelu, masih tak percaya dengan fakta yang baru saja terjadi.
Dengan langkah lunglai laki-laki itu memasuki ruang inap kakaknya, di sana ada Revan yang terbaring lemah. Setetes air mata jatuh dari sudut mata Hoshi, berbagai rasa bercampur aduk di dalam benaknya.
Seminggu yang lalu, ia bisa melihat Revan tertawa lepas. Tapi selepas pulang dari jalan-jalan bersama Ica, kondisi laki-laki itu mulai drop. Revan ditemukan pingsan di kamarnya, saat itu Nathan mulai cemas ketika Revan tidak ikut sarapan bersama.
"Gak capai lo tidur terus?" tanya Hoshi.
Rasa sesak kembali menyerang Hoshi, melihat kondisi kakaknya saat ini saja ia merasa tidak sanggup. Untuk bernapas saja Revan perlu bantuan, belum lagi beberapa alat yang menempel pada tubuh laki-laki itu yang tidak Hoshi ketahui namanya.
"Bangun! Lo gak kasihan sama Ica? Dia pasti nyariin lo," ucap Hoshi.
"Padahal lo baru satu minggu jadian sama dia, masa lo gak ada kabar gitu aja?" Hoshi berbicara seolah Revan mendengar dan bisa membalasnya, sesekali ia juga mengguncang bahu Revan agar segera bangun.
"Gue denger-denger dari Yuka, Ica habis liburan sama keluarganya. Kata Yuka, dalam rangka merayakan ulang tahun Ica."
Selama seminggu ini pula Hoshi tidak masuk sekolah, keluarganya sengaja membuat keterangan bahwa ada urusan ke luar negeri dalam beberapa pekan ke depan.
Tidak sepenuhnya berbohong, nyatanya kedua orang tua mereka memang berangkat ke luar negeri untuk mencari bantuan pada Revan.
Buntu dengan segala pikiran, Hoshi melangkahkan kaki ke dekat jendela. Ia menarik satu kursi dan mengambil gitar kesayangan Revan yang sengaja dibawa ke sana.
Tangannya dengan lihai memetik senar, walaupun tak sepandai Revan. Hoshi akui untuk urusan musik, Revan memang lebih unggul. Kakaknya itu bisa bermain banyak alat musik, sedangkan dirinya hanya bisa gitar dan piano.
Kepala Hoshi mulai terbayang kejadian seminggu lalu, padahal otaknya sudah menyuruh untuk berhenti tapi pergerakan dari hati malah bersikeras agar ia melanjutkan apa yang sudah diusahakan.
I'm a little bit shy
I'm a little bit right on time
And I know that you don't operate the same
Are you feelin' alright?
'Cause I really can't tell sometimes
I wanna know what's going on inside your brain
Just come a little bit closer
'Cause I don't know if I know you yet
Yeah, there seems to be something new everyday
Why do I really wanna hold you?
Why do I want you so bad?
Yeah, you're beautiful but something's in my wayYeah, we started with a good night
Then it turned to day
Never thought that we would
Ever say the things we say
To each other but we're
Here, just starin' face to face
Why don't you just stay with me?Don't walk away
'Cause it's cold in LA
Every time that you leave me behind
Just stay at my place
'Cause I can tell by the way
You're lookin' at me, you'll be fineIs your body talkin'?
'Cause you don't know what to say
Do you do this often?
Is it all just a game to you
I'm wonderin'
Never seen this sort of thing
Am I the only one you came to see?Yeah, we started with a good night
Then it turned to day
Never thought that we would
Ever say the things we say
To each other but we're
Here, just starin' face to face
Why don't you just stay with me?Don't walk away
'Cause it's cold in LA
Every time that you leave me behind
Just stay at my place
'Cause I can tell by the way
You're lookin' at me, you'll be fineYou'll be fine either way
(Oh, oh, oh) But I wish you'd stay
No, no, no (Oh-oh-oh)Yeah, we started with a good night
Then it turned to day
Never thought that we would
Ever say the things we say
To each other but we're
Here, just starin' face to face
Why don't you just stay with me?Don't walk away (ooh)
'Cause it's cold in LA
Every time that you leave me behind
Just stay at my place (stay at my place, oh)
'Cause I can tell by the way
You're lookin' at me, you'll be fine (fine)
You'll be fine either way'Cause it's cold in LA
Every time that you leave me behind (Oh-oh-oh)
You'll be fine either way (Stay at my place)
('Cause I can tell by the way)
But I wish you'd stay
(You lookin' at me, you'd be fine)"Lo lagi galau?" Suara Revan tiba-tiba terdengar saar Hoshi menyelesaikan sebuah lagi dari Why Don't We yang berjudul Cold in LA.
Kepala Hoshi berputar, kentara sekali raut terkejut di wajahnya. "Lo udah sadar? Kapan?" tanya Hoshi balik.
"Dari lo mainin gitar gue dengan nada asal-asalan!" Nada suara Revan terdengar tidak bersahabat, laki-laki itu merasa tidak terima jika gitarnya dimainkan seperti itu.
Tadi Hoshi memang memetik asal sebelum melantunkan sebuah lagu, padahal ia sangat tahu jika Revan tidak menyukai hal tersebut.
"Maaf," balas Hoshi cengengesan, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Revan hanya berdeham pelan, sebelum ia teringat lagi dengan pertanyaannya yang belum dijawab Hoshi. "Lo lagi galau?" tanya Revan sekali lagi.
"Patah hati?" Jelas sekali Revan tahu lagu yang dimainkan Hoshi tadi, lagu seseorang patah hati. Ia berusaha pura-pura tidak mengerti, padahal laki-laki itu sudah merasakan jika lagu tersebut dilantunkan untuk pacarnya.
Ah, pacar. Apa kabar Ica sekarang? Gadis itu pasti khawatir karena ia tidak memberi kabar sama sekali, batin Revan.
"Kak, kalau kita menyukai orang yang sama, bagaimana?" Pertanyaan itu terlotar begitu saja dari mulut Hoshi, ia tidak berpikir terlebih dahulu sebelum menanyakannya.
Revan tersenyum kecil, meskipun hatinya ada luka dan merasakan pengkhianatan yang teramat dalam. Ia kira Hoshi tidak akan menanyakan ini secara terang-terangan, setidaknya dalam waktu dekat.
Laki-laki itu juga tahu bahwa umur hubungan Revan dan Ica baru seumur jagung, masih dalam hangat-hangatnya. Tapi Hoshi bersikap seakan tidak peduli, Revan bahkan heran dengan pola pikir adiknya.
"Bagus dong! Seenggaknya kalau gue pergi suatu saat nanti, ada lo yang bisa gantiin posisi gue. Kepercayaan gue ke elo lebih besar buat jaga dia ... dari pada laki-laki yang lain," jawab Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire [END]
Teen FictionManusia tidak ada yang sempurna, semua pasti memiliki kemampuan yang seimbang dengan kekurangannya. Tidak ada yang berlebih, hanya saja kita yang melebih-lebihkan. Kesuksesan bukan hanya untuk orang yang terlahir sempurna, selama ada tekad dan usaha...