Part 41

63 9 0
                                    

"Manusia pasti memiliki kecacatan, entah mereka menutupinya dengan apik atau dengan cerobohnya dipamerkan pada publik." —Nathan

Dengan separuh bekal yang selesai Nathan habiskan—pemberian istrinya—Nathan memilih untuk beriktikad baik pada keluarga Abyasa.

Sebuah peluang baik, pikir Nathan. Karena Nathan juga mempunyai sebuah kartu As milik keluarga Abyasa—sahabat SMA-nya jika keluarga mereka tidak menerima iktikad yang dilakukan Nathan.

"Tolong persiapkan semua secepatnya, saya tunggu," tutur Nathan pada orang kepercayaannya.

Demi apapun juga, dia akan melakukan yang terbaik bagi putranya!

Sejenak dia berpikir bahwa jika permasalahan ini terus menimpa keluarganya, Nathan yakin tidak akan mampu melewatinya. Tapi bersyukur karena dengan hadirnya Adira, dia bisa menjalani ini semua. Pasti bisa!

Sebelum menunaikan kewajibannya yang sudah Nathan atur dengan baik, dia mengirimkan pesan pada Adira—istrinya pasti akan mencemaskan dirinya sampai lupa dengan dirinya sendiri.

_________________________________

My Wife

Kamu tak perlu cemas, aku dan Hoshi baik-baik saja.

Aku akan berusaha yang terbaik untuk anak kita. Kamu hati-hati di sana, tolong jaga dirimu sendiri dan Sam selagi kami di sini.

________________________________

Dengan langkah lebar, Nathan berjalan menuju resepsionis sebuah rumah sakit terdekat dari lokasi kejadian.

"Pasien atas nama Kalila," ucap Nathan tanpa basa-basi, bahkan perempuan yang berada di bagian resepsionis sempat terkagum-kagum oleh sosok Nathan tapi mereka harus menelan kekecewaan karena respon Nathan yang terkesan cuek.

Sambil mencuri pandang pada sosok tinggi seperti Nathan, Risa—perempuan bagian resepsionis itu berujar pelan dan lembut. "Pasien sedang berada di ruang operasi, Mas. Anda bisa menunggunya di ruang tunggu."

Nathan mengangguk pelan. Sebelum pergi, dia menatap name tag si resepsionis itu. "Bekerja dengan profesional, Risa. Saya bisa melaporkan Anda pada Pak Bram."

Risa membatu di tempatnya. Salah saja jika dia mengusik hidup seorang Nathan Samuel. Karena Nathan memiliki banyak koneksi dengan para petinggi penting di negara ini.

Bahkan sebenarnya dia pun bisa membebaskan Hoshi tanpa harus melakukan iktikad baik ini, tapi dia juga memiliki maksud tertentu dengan iktikad ini yang hanya diketahui oleh Tuhan dan hatinya sendiri.

"Yasa!" serunya pada seorang pria yang berperawakan lebih pendek daripada Nathan.

Abyasa yang merasa namanya di panggil, menoleh. Cukup terkejut dengan kedatangan Nathan di sini, dalam hati dia tersenyum tipis melihat Nathan yang sepertinya tidak berubah sejak dulu.

Masih menjadi pusat perhatian bagi banyak orang yang melihatnya, terutama kaum hawa. Belum lagi penampilannya yang saat ini mengenakan kemeja hitam bermotif garis diagonal berwarna putih dengan lengannya yang dilipat hingga ke siku dan celana warna hitamnya.

Desire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang