Araisy 1

13.4K 504 19
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring, menghentikan ocehan seorang guru yang menerangkan pelajaran di depan kelas.

"Baik anak-anak ibu akhiri pembelajaran kali ini. Kalian bisa istirahat sekarang."

Semua murid kelas tersebut langsung berhamburan menuju kantin sekolah yang saat jam istirahat tak pernah sepi dari hiruk pikuk murid SMA Nusa Bangsa.

Gadis mungil yang memakai jepitan stroberry, dan berkulit putih dengan potongan rambut sebahu, berwajah imut dengan pipinya yang tembam dan mata bulatnya, jangan lupakan juga lesung pipi di kedua pipinya. Ia bersama temannya sibuk menyusuri kantin yang mulai ramai untuk mencari bangku yang kosong.

Mata bulatnya mendapati bangku yang kosong berada di bagian pojok dekat dengan penjual mie ayam. Lantas ia menarik sahabatnya untuk mendekati meja tersebut dengan semangat karena perut yang sudah tak tahan ingin segera diisi.

"Gue pesen makanan dulu ya, Ra. Lo mau apa?"

Araisy Denata Putri, atau biasa dipanggil Ara tampak berfikir setelah mendapat pertanyaan dari temannya, Anggi yang memiliki hidung mancung dan senyum yang manis dengan postur tubuh ideal, hingga kadang membuat Ara iri melihatnya.

"Mie ayam sama jus mangga aja deh."

"Oke, tunggu sini."

Gadis itu langsung mengantri di penjual mie ayam.

Tak lama dari kepergian Anggi tiba-tiba ada yang menghampiri Ara yang tengah menunggu pesannya.

Setelah mengetahui siapa yang menghampirinya gadis itu hanya menatap orang yang ada di hadapannya sekilas dan tak menghiraukan kehadiran orang tersebut.

Orang itu merasa terabaikan dan langsung duduk di sebelah Ara dengan wajah yang ia buat seolah kesal dengan tingkah Ara yang mengabaikan keberadaannya.

"Sayang, kamu kok diem aja sih ada aku di sini?"

Ya, itu adalah laki-laki yang sudah resmi menjadi kekasihnya selama satu tahun ini. Siapa lagi kalau bukan pria berwajah tampan dengan tubuh porposional yang memiliki pacar tak hanya satu, Elvino Andromeda Ardana.

"Ngapain ke sini? Cewek lo pada cemburu tuh sama gue." Ucap Ara dengan nada yang ketus.

"Aku kan maunya sama pacarku yang imut ini."

Vino menampilkan wajah imutnya yang justru menurut Ara itu menjijikkan.

Tiba-tiba di mejanya sudah ada dua mangkuk mie ayam dan dua gelas jus mangga yang dibawa oleh Anggi. Anggi yang mendapati Vino hanya mengacuhkannya dan duduk di depan Ara dengan santai dan langsung melahap makannya, begitupun Ara yang sedari awal tak memeperdulikan keberadaan Vino di sampingnya. Ia hanya fokus dengan makanannya.

Bukan Ara tak menyukai Vino sebagai pacarnya. Ara sangat menyayangi Vino hingga meskipun dia tahu Vino tak menjadikannya satu-satunya, namun tetap bertahan dan tidak memutuskan hubungan mereka. Sikapnya yang saat ini acuh hanya karena dia kesal dengan Vino yang tadi pagi membuatnya terlambat datang ke sekolah.

Kalau ada yang bertanya apakah Ara tidak kesal dengan Vino yang memiliki banyak kekasih, jawabannya tentu iya, Ara bahakan sangat marah kalau lagi-lagi dia mengetahui bahwa Vino menembak perempuan lain. Tapi, Ara terlalu menyayangi Vino hingga tetap bertahan dengan hati yang seringkali tersakiti oleh orang yang dia sayangi.

"Untuk masalah tadi pagi aku minta maaf ya, Ra. Aku udah janji buat jemput Meta soalnya, jadi nggak bisa jemput kamu."

Mendengar nada memelas dari Vino sesungguhnya Ara tak tega. Tapi, mengetahui bahwa kekasihnya harus menjemput perempuan lain yang membuatnya menjadi tak menanggapi Vino karena lagi-lagi hatinya sakit oleh ulah Vino untuk yang ke sekian kalinya.

"Emang ya kalau orang nggak punya hati ya tetep aja nggak punya hati."

Vino menoleh ke arah perempuan yang tengah fokus dengan makannya, namun tetap mendengarkan perkataan Vino.

"Lo nggak usah ikut campur deh, Gi."

"Cih, heran gue, cowok tuh banyak. Yang baik banyak, yang ganteng juga. Tapi, Ara tetep bertahan sama cowok kaya lo, karena alesan Ara yang terlalu sayang sama cowok yang bahkan nggak ngerti cara ngehargain cewek."

Vino yang mendengar perkataan Anggi langsung mengepalkan tangannya, berusaha meredakan emosi yang melanda dirinya.

"Lo nggak usah ikut campur, Gi. Ini urusan gue sama Araisy." Nada bicara Vino mulai meninggi.

"Urusan sahabat gue berarti urusan gue juga, Vino. Dia sakit yang tau gue, dia nangis gue tau! Dan itu cuma gara-gara cowok kaya lo!"

Semua pasang mata yang ada di kantin langsung memperhatikan ke arah dua orang yang sedang beradu pandang dengan sengit itu.

Ara yang sebelumnya hanya diam pun langsung angkat bicara.

"Udah dong! Kalian nggak malu diliatin orang-orang?! Gi, udah nggak usah urusin Vino lagi. Kita balik aja ke kelas."

Anggi menatap sekelilingnya dan ternyata semua orang menatap ke arah mereka. Tapi, Anggi tak peduli. Anggi menuruti permintaan Ara untuk kembali ke kelas. Baru Ara dan Anggi akan melangkah, namun Vino menahan Ara dengan menarik tangannya.

"Apa lagi sih, Vin?! Gue capek denger setiap alesan lo!"

"Aku cuma mau minta maaf, Ra."

Ara membuang pandangannya tak mau menatap Vino.

"Ra, please maafin aku."

"Gue maafin lo, tapi jangan ganggu gue dulu. Gue masih kesel sama lo."

Akhirnya Vino melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan Ara bersama Anggi meninggalkan kantin.

Vino menghela nafasnya kasar. Dirinya tahu bahwa dia keterlaluan menyakiti gadis itu, jujur dalam hatinya Vino merasa bersalah, namun dia tak mau hanya setia dengan satu orang.

Araisy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang