Araisy 34

3.4K 171 0
                                    

Ara kini tengah sibuk menghindar dari Vino. Gadis itu sungguh sudah jengah dengan Vino yang sedari tadi terus mengganggunya.

"Ara!"

Langkah Ara langsung terhenti saat tangan kanannya sudah dicekal oleh mantan kekasihnya.

"Ck! Apa sih Vin?!"

"Maaf untuk yang waktu itu nampar kamu. Pasti sakit yah."

Ara hanya merotasikan bola matanya. Kenapa baru minta maaf. Kemarin-kemarin Ara mau menjelaskan saja dipotong hingga berakhir adegan Vino menamparnya.

Vino yang melihat Ara hanya diam langsung meraih kedua telapak tangan Ara untuk digenggamnya.

"Ra, aku nyesel udah nampar kamu waktu itu. Aku harus apa biar kamu mau maafin aku, Ra?"

Ara yang mendapat pertanyaan itu langsung menatap Vino dengan dalam.

"Lo mau gue maafin lo kan?"

Vino langsung mngangguk dengan binaran mata yang bahagia. Vino sungguh ingin Ara memaafkannya. Vino ingin gadis di depannya ini menjadi miliknya kembali.

"Jangan ganggu hidup gue lagi."

Wajah yang semula penuh akan kebahagiaan seketika langsung redup berganti dengan raut kebibgungan. Vino tidak bisa berhenti mengganggu kehidupan Ara. Bagaimanapun Vino ingin Ara menjadi miliknya. Vino kini sadar, dia sudah jatuh pada pesona Araisy. Putus dari Ara membuatnya frustasi. Vino merasa kehilangan karena putusnya hubungan mereka.

Ara langsung tersenyum miring menatap Vino.

"Nggak bisa kan?"

Sontak Ara langsung melepaskan genggaman Vino dan melangkah menjauhi laki-laki itu.

Sementara Vino hanya mampu menatap dengan nanar punggung gadis itu yang kian menjauh. Sebegitu bencinyakah Ara padanya? Sangat kecewakah Ara pada dirinya? Oh, tentu saja. Karena apa yang Vino lakukan selama ini sangat melukai Ara dan Vino sadar akan itu sekarang.

"Sorry, Ra. Gue nyesel. Gue akan berjuang untuk dapetin lo lagi." Ujarnya lirih.

.
.
.

Vino kembali ke kelasnya dengan muka kusut bak jemuran belum di setrika. Tidak enak untuk dipandang.

"Gimana?" Tanya Fatha.

"Dia mau maafin gue...-"

"Bagus dong!" Seru Bagas dengan tangan uang menggebrak meja.

Pletak

"Aww." Ringis laku-laki setengah waras itu sambil mengusap kepalanya yang dijitak oleh Vino. Sedangkan Fatha sudah tertawa dengan lebarnya melihat Bagas yang dinistakan oleh Vino.

"Apaan sih lo?! Salah gue apa sampai lo jitak?!"

"Gue belum selesai ngomong bambang!"

"Mana saya tahu, saya kan tempe."

Vino dan Fatha langsung mendengus mendengar lontaran kalimat tak bermutu dari sahabat somplak mereka.

"Udahlah. Lanjut aja Vin. Jangan peduliin nih manusia satu yang otaknya nggak sempurna."

Bagas langsung menatap tak percaya pada Fatha. Baru saja ingin protes, namun sudah keduluan Vino yang melanjutkan ceritanya. Jadilah Bagas hanya pasrah dan mendengarkan Vino berbicara.

"Ara mau maafin gue. Asalkan gue mau untuk nggak ganggu hidupnya."

"It's mean, lo harus menjauh dari dia dong?"

"Nah itu, Fat. Sedangkan gue kan mau perjuangin dia lagi."

Ting

Vino, Fatha, dan Bagas kompak menatap layar handphone Vino yang tergeletak di atas meja. Di sana terpampang jelas nama Sindi yang mengirim chat ke Vino.

Araisy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang