Adegan ketika Ara tidak sengaja melempar kotak makan pemberian dari Vino masih terus-menerus terputar di ingatan laki-laki itu. Kejadian itu bagaikan kaset rusak yang terus terputar dalam ingatannya. Masih jelas tergambar di dalam otaknya bagaiman Ara menolak pemberiannya hingga maknan yang dia buat berakhir dengan mengenaskan, tanpa pernah tersentuh oleh indera pengecap gadis itu.
Iya. Vino tahu Ara tidak sengaja. Tapi, rasanya Vino kecewa. Saat dia mendapat balasan yang membuat hatinya senang. Rasa tak dihargai oleh gadis itu mulai tertanam di dirinya. Tapi, lagi. Vino introspeksi diri sendiri. Dia yang membuat Ara seperti ini bersikap padanya. Lalu masih pantaskah dia untuk merasa kecewa?
"Jadi makanan lo berakhir dengan tumpah di lantai kelas Ara?"
Vino hanya diam. Tak ingin membalas pertanyaan itu. Dia sudah menceritakan pada Fatha dan Bagas. Tak perlu dijawab juga mereka sudah mendengarnya dari cerita Vino bukan?
Fatha segera menepuk pundak kanan Vino 2 kali.
"Jangan nyerah. Lo harus ambil Ara lagi. Bikin Ara balik sama lo."
Vino menatap pada sahabatnya. Lalu memberikan senyuman tulus untuk laki-laki itu. Pertanda bahwa dia masih akan terus mendapatkan Ara-nya lagi.
.
.
.Ting
Ara yang semula masih asik menekuni novel yang dibacanya, kini beralih pada benda pipih miliknya.
Anggi
Nanti hangout kuy.😆Araisy
Kemana?Anggi
Ke kave aja mau nggak? Kave yang baru buka itu loh, Ra.Sekalian gue mau nyari jodoh gue yang mungkit terselip di antara pengunjung kave. Lumayan kan nyicil pertemuan.
Ara menimbang sejenak ajakan Anggi. Sepertinya tidak masalah jika dia pergi. Daripada di rumah, dirinya pasti akan dilanda kejenuhan.
Araisy
Oke. Jam berapa?Semoga aja ketemu. Biar lo ajak dia nikah langsung. KALAU KETEMU. KALAU DIA MASIH JOMBLO!
Anggi
Jam 7 ajaSialan lo!
Ara seketika terkekeh geli melihat balasan sahabatnya itu. Ara sangat bersyukur memiliki Anggi di hidupnya. Gadis itu sangat tulus menjadi sahabatnya. Selalu mendukung apapun yang Ara mau. Selalu mengingatkan Ara saat Ara salah. Selalu ada di samping Ara dalam keadaan tersulit sekalipun.
.
.
.Anggi dan Ara kini tengah menikmati pesenan keduanya. Ara yang menikmati segelas milkshake oreo dan kentang gorengnya. Juga Anggi yang menikmati segelas cokelat panas dan kentang goreng.
"Eh! Kita nggak ajak Rendi nggak papa nih?" Tanya Ara.
"Dih, nggak papa kali, Ra. Tuh anak lagi ada urusan. Tadi gue udah ajak, tapi dia yang nggak bisa."
Ara hanya mengangguk sebagai tanda bhwa dia mengerti.
"Cek. Cek."
Suara itu mebuat atensi Ara dan anggi beralih ke arah panggung yang tersedia di kave.
Seketika matanya membola mengetahui sosok yang ada di sana. Dia memegang gitar, dengan stand mic yang ada di hadapannya. Obsidian sosok itu tak lepas dari Ara. Mengamati gadis itu dari jarak beberapa meter. Menatap gadis itu dengan pandangan rindu.
Vino.
"Selamat malam semuanya. Gue di sini mau nyanyiin sebuah lagu. Lagu ini curahan hatu gue, khusus buat seseorang yang berarti buat gue." Vino mengucapkan kalimat itu dengan tatapan yang selali terarah pada Ara.
Ara yang ditatap begitu merasakan jantungnya melompat-lompat dati tempatnya. Jujur saja, move on todak semudah itu. Nama Vino masih tersimpan rapi di ruang hatinya.
Anggi yang menyadari tatapan Ara seolah memancarkan rindu segera menyenggol lengan gadis itu yang seketika membuat Ara terkejut.
"Inget. Move on!" Tandasnya.
Ara diam tak menanggapi, dan kembali mengalihkan atensinya pada Vino kembali. Namun, kali ini bukan lagi tatapan rindu. Melainkan tatapan datar dan dingin.
"Ini lagu buat lo." Ucap Vino masih dengan manatap Ara.
Ketika kau tertawa, kupandang dengan pasti
Oh dirimu, menarik hatiku
Dan biarkan kumenatapmu
Dengan perasaanku yang menggebu tiada hentiVino menatap Ara dengan dalam. Vino memang mencintai Ara dari dulu. Vino selalu memperhatikan setiap ekpresi Ara sedari dulu. Bahkan hingga kini.
Aku pemujamu di sini
Yang tak engkau kenali sedikitpun, sepercikpun itu
Dan biarkanku menatapmu dengan perasaanku
Yang menggebu tiada hentiIya. Dia mencintai Ara tanpa Ara tahu. Bahakan tanpa dirinya sendiri sadari. Vino hanya tahu, bahwa dia tertarik pada Ara. Membuatnya berfikir untuk memiliki Ara.
Andaikan engkau mengerti perasaanku saat ini
Namun, engkau tak mengerti ituMenyusuri ruang hatimu yang terbang tak dapat kusentuh
Semua ini hanyalah angan-anganku yang terlalu jauhNamun, kini gadis itu pergi. Menyisakan kekosongan yang Vino sendiri bungung bagaimana cara mengisi kekosongan itu. Meninggalkan keheningan yang Vino sendiri bingung untuk meramaiaknnya. Hanay dengan Ara, semuanya jadi berwarna. Dia berusaha menggapai gadis itu kembalo, namun sayang. Hati Ara terlalu jauh untuk Vino gapai saat ini.
Petikan gitar Vino kian melambat dan berhenti, disusul dengan tepukan tangan meriah yang dia dapatkan dari pengunjung kave. Mereka merasa terkesima dengan penampilannya yang bernyanyi dengan penuh penghayatan.
Vino berjalan menghampiri Ara. Sedangkan Ara hanya terdiam kaku. Memandang Vino yang kian mendekat ke arahnya. Hingga sentuhan itu tepat berada di lengannya.
Vino tengah berdiri di hadapannya. Dan mengganggam lengannya, menuntunnya untuk berdiri di hadapan Vino. Ara hanya menurut, karena msih terpaku pada laki-laki itu. Tatapan mata Vino yang dalam seolah menyampaikan bahwa dia sangat menginginkan Ara. Kini Vino beralih menggengam tangan gadis itu.
"Ra. Aku tahu kamu kecewa. Aku tahu kamu marah. Aku tahu aku udah nggak pantes untuk kamu, Ra... Tapi, kamu juga harus tahu. Seberapapun dunia berkata aku nggak pantes untuk kamu, maka aku akan berusaha untuk membuat diri aku pantes untuk kamu, Ra... Rasanya aku nggak tahu malu benget yah? Setelah buat kamu kecewa, aku malah mau narik kamu lagi buat masuk ke kehidupan aku."
Vino terkekeh sesaat.
"Tapi, aku bener-bener nyesel, Ra. Perasaanku buat kamu sebesar ini ternyata. Aku bahkan cinta kamu dari dulu, tanpa kamu dan aku sadari... Raa, aku mohon, biarin diri aku menjadi satu-satunya laki-laki yang menggenggam hati kamu."
Pancaran mata Vino menandakan bahwa dia sungguh-sungguh. Membuat Ara sedikit luluh pada pria ini. Namun, lagi. Bayangan tamparan, dan penghianatan Vino terus membayanginya. Sanggupkah Ara menjalani hubungan dengan dihantui kesalahan Vino padanya? Sanggupkah dia menjalani hubungan dengan perasaan tak percaya pada Vino? Sedangkan kunci suatu hubungan adalah kepercayaan.
Ara tak bisa lagi mengucapkan apa-apa. Sesuatu di matanya mendesak untuk keluar. Pilihan yang paling tepat saat ini adalah berlari sejauhnya. Dia belum siap untuk kembali.
Ara melepas paksa genggaman tangan Vino dan berlari keluar kave, dengan pipi yang telah basah. Para pengunjung kave manatap kejadian itu dengan hening. Vino segera mengejar Ara, begitu pula dengan Anggi.
![](https://img.wattpad.com/cover/224385934-288-k792152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Araisy [END]
JugendliteraturLo terlalu baik sih, sampai hati aja rela lo bagiin sampai habis. Sampai lo nggak punya hati lagi! -Araisy . . . Bercerita tentang Araisy yang ceria, cerewet, dan penyabar. Juga tentang Vino yang egois dan playboy. Kuatkah Araisy menjalani hubungan...