9. LAPANGAN BASKET SMA HUXLEY

98 5 0
                                    

Gue mau jadi orang yang bodo amat sama semua hal.

Aillena Nerissa

***

Lena kini tengah duduk berlima di kantin sekolah, bersama tiga teman cewek satu kelasnya.

Tadi setelah pelajaran ke tiga usai, Lena langsung ditarik oleh Mia, teman satu kelasnya. Awalnya Lena cukup terkejut, pasalnya baru kali ini ia diajak rombongan Mia, dan baru kali ini juga dia duduk satu meja dengan teman satu kelasnya.

Felling Lena, kalau dekat-dekat dan sok baik pasti ada maunya, bukannya suudzon, hanya saja kebanyakan manusia seperti itu, tunggu saja...

"Ihh...Aksa ganteng banget."

"Erland lebih," Jawab Mia.

"Kalau senyum, Jordi manis juga."

Oceh teman-teman Mia, termasuk Mia, sambil melihat ke tiga teman Alan, yang baru saja masuk area kantin. Lena memutar bola matanya jengah, ia meminum jus alpukat yang ia pesan, tak menggubris teman satu mejanya.

"Len," panggil Mia.

"Hm," Lena hanya bergumam, ia masih fokus mengaduk dan meminum jus alpukatnya, tanpa menatap Mia.

"Lo mau nggak bantuin gue?" tanya Mia basa-basi.

"Apa?" Jawab Lena acuh, kini gadis itu megganti kegiatannya dengan bermain ponsel.

"Liat gue!" bentak Mia, ia kesal terus diabaikan.

Lena menghembuskan nafasnya kasar, ia menatap tajam Mia, "Jangan bentak gue!" Lena bangkit dari tempat duduknya, ia sangat malas berada di sini.

Mia mencekal pergelangan tangan teman satu kelasnya, saat Lena mulai beranjak meninggalkan mejanya, "Bantuin gue dekat sama Erland," bisik Mia tepat disamping telinga kiri Lena.

"Nggak mau."

Mia menyerigai, ia kembali membisikan kalimat yang membuat tubuh Lena menegang.

"Lo gila?!"

Mia menaikkan alis kirinya, "Deal?" Mia mengulurkan tangannya.

Lena ragu, tapi ia harus bagaimana? dengan berat hati Lena menyambut uluran tangan Mia. Setelah itu ia pergi dengan langkah terburu.

'Maafin gue Er.'

***

Kini tribun SMA Huxley dipenuhi banyak murid yang bersorak sorai mendukung kelas masing-masing.

Siang ini di sekolah Lena tengah adu kemampuan bola basket antara kelas Awan dan Erland.

Entah apa yang membuat dua kapten dari masing-masing kelas mengadakan tanding basket dadakan. Padahal, tidak ada acara apapun di sekolahnya. Mungkin, memanfaatkan jam kosong karena sekarang para guru tengah mengadakan rapat, membahas UN kelas 12.

Lena tidak tahu, tapi menurut pengamatannya, tanding basket kali ini sangat sengit dengan tatapan tajam dari dua lawan, terutama Awan dan Erland.

Skors demi skors berlalu seiring dengan banyaknya pelanggaran yang sama sekali tidak digubris oleh dua kubu. Mereka melakukan tanding basket dengan rusuh.

Banyak siswi yang menjerit karena ngeri dengan permainan yang dua kelas itu adakan.

Lena segera bangkit, ia berlari turun dari tribun, menghampiri Awan dan Erland yang malah berubah adu kekuatan, baku hantam.

AILLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang