Enliven with votes and comments gyus because it is a moodboster in writing:v
***
Malam yang indah dengan cuaca cerah, bulan purnama bersinar seolah tengah tersenyum. Berjuta bintang menghiasi langit hitam. Memanjakan mata yang ingin melihat.
Suara deru motor di jalan lebar nan sepi menambah kesan menyeramkan pada malam hari. Teriakkan demi teriakkan guna mendukung sang jagoan. Malam semakin larut tak menggetarkan semangat para remaja yang berdiri di pinggir jalan. Tak peduli laki-laki maupun perempuan.
Jalan lurus dan luas di pusat kota Yogyakarta ini akan mereka jadikan sebagai ajang balapan, lebih tepatnya balap liar. Terdapat dua kubu dari masing-masing lawan. Sebut saja geng motor berandalan.
Kini di garis start terdapat dua motor yang siap adu kecepatan. Motor sport merah dengan hitam. Sebelum memutar pedal gas dua lawan itu menatap satu sama lain dengan seringaian menyeramkan masing-masing.
Tak berlangsung lama karena perempuan dengan menenteng bendera hitam putih kotak-kotak sudah berdiri di hadapan mereka. Percaya diri menggunakan rok setengah paha dan baju tanpa lengan, perempuan itu mengangkat bendera yang ia pegang tinggi-tinggi.
Dia memberi aba-aba, tak lama suara mesin motor dipacu kencang memegakkan telinga pendegaran. Suara sorak-sorai penonton menyebut nama sang pembalap pun terdengar sangat ramai.
***
Dua orang saling senggol menggunakan kuda besi dan kaki, berharap lawannya jatuh di atas aspal. Tapi sayang mereka sangat lihai dalam menjalankan motor.
Tengah asyik melumpuhkan satu sama lain, mereka tak melihat jalan di depan. Dengan kecepatan di atas rata-rata mereka tidak menyadari ada lawan pengguna jalan menggunakan mobil tengah melaju sedang.
Hingga salah satunya menghindar, memisah jalan. Yang tadinya berdempet kini merenggang.
Motor sport merah tak bisa menghindar dari mobil putih di depan, tabrakkan pun tak lagi terhindar.
Dengan senyum miring pengguna motor sport hitam menambah kecepatan motornya. Melaju melewati garis finish dengan gemilang. Tidak memperdulikan lawannya kecelakaan.
Para penonton mendesah kecewa, baru kali ini jagoan kedua mereka terkalahkan. Mereka bubar dengan makian dan umpatan.
***
Terik matahari pagi ini sangat menyengat kulit, membuat murid SMA Huxley mengeliat seperti cacing di luasnya lapangan upacara.
Entah apa yang akan dibicarakan oleh kepala sekolah mereka di hari Rabu ini.
Mereka hanya menurut saja setelah pagi tadi diumumkan untuk segera berkumpul di lapangan membentuk barisan seperti upacara.Seorang gadis di barisan terakhir perempuan yang artinya di depan barisan laki-laki, tengah memegang kepalanya yang terus berdenyut. Ia sama sekali tidak fokus dengan apa yang dibicarakan kepala sekolahnya.
Panas matahari kali ini tidak berpihak pada gadis itu, seolah teriknya tengah mengejek dan tambah memanas saja.
Semakin lama suara berisik dari laki-laki di belakangnya dan suara kepala sekolah yang menyampaikan sesuatu--yang sama sekali tidak gadis itu dengar--semakin sulit masuk ke telinga Lena seakan telinganya di tutup oleh benda tak kasat mata. Hingga beberapa menit kemudian ia limbung ke samping kiri menyenggol Shella yang diam memperhatikan ke depan.
Bruk!
Semua atensi di dekat Lena segera menatap gadis itu yang disertai suara jeritan dari mulut Shella akibat dihantam tubuh tak bertenaga Lena. Bahkan yang tadi terus berbicara kini diam, memandang tubuh yang tergletak tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILLENA
Teen FictionAillena Nerissa. Gadis ceria yang memiliki banyak teman laki-laki dan satu perempuan-teman semeja lebih tepatnya. Gadis friendly pecinta permen gagang ini menyukai teman satu angkatannya, bukan cinta dalam diam melainkan cinta dalam bar-bar. Sampai...