"Ohh iya Er, tadi kepsek bilang apa?" tanya Lena sambil mengunyah buah pear yang dikupaskan oleh Erland.
"Emm, PTS diajukan," ujar Erland santai, tangannya sibuk mengupas buah di tangannya.
Lena menoleh, "Serius?" kaget Lena. "Bukannya masih dua minggu lagi ya?" lanjutnya mengingat-ngingat ucapan kepsek saat upacara Senin kemarin.
"Justru itu tadi diumumin lagi, kalau PTS-nya diajuin," terang Erland, ia memasukkan satu potong buah pear ke mulutnya.
Lena mendelik, "Sebenarnya yang sakit itu siapa sih? gue atau lo?" tanyanya kesal.
"Ya lo lah, gue sehat waras gini kok."
"Lah terus kenapa lo yang makan pear-nya? itu kan buat gue," ucap Lena gregetan.
Erland memutar bola matanya, "Minta dikit elah, pelit banget jadi orang."
"Bukannya pe-"
"Sutt, diem. Sekarang lo belajar, nih gue bawain buku." ujar Erland memotong ucapan Lena yang ingin melayangkan protes. Ia menyondorkan tiga buah buku tebal untuk Lena.
"PTS-nya masih besok Senin, kalau lo lupa," ucap Lena cuek, ia sibuk memakan pear di mangkuk.
"Iya tau, tapi harus persiapan dari sekarang. Gue yakin kalau entar-entar lo malas belajar," memang dasarnya Lena anak pemalas, Erland selalu mengingatkan. Sahabatnya ini apa-apa selalu di bawa santai.
"Males ah."
"Belajar Len."
"Enggak mau."
Erland menatap datar Lena, "Belajar Lena."
"Yaudah iya, Nih gue belajar," Lena berpura-pura belajar. Sungguh ia malas sekali.
Lima menit berlalu, dengan sistem baca kebut, Lena menyelesaikan sekitar empat setengah lembar buku. Ia meletakkan buku di atas meja dengan kasar. "Sumpah males banger Er," keluh Lena kesekian kalinya. Lena berusaha mati-matian untuk belajar, namun nihil apa yang ia baca sulit untuk masuk ke otak.
Biasanya, jika akan ada ujian atau ulangan harian, prinsip yang diterapkan Lena saat belajar adalah, sistem kebut semalam.
Ada yang seperti Lena?"Berisik, sini," Erland menyambar buku tebal itu. "Gue bacain lo dengerin, ngerti?" Erland membenarkan posisi duduknya, agar nyaman.
Lena tersenyum lebar, "Gitu dong! dari tadi kek."
Erland tak menjawab, ia kini mulai membaca materi sesekali menjelaskan kepada Lena apa yang gadis itu kurang paham. Mereka belajar sambil memakan buah-buahan yang dikupas oleh Erland tadi.
"Gitu!" ujar Erland di akhir ia membaca materi. "Ngerti nggak?" tanyanya.
"Dikit." jawab Lena cengengesan.
Erland menghela nafas, "Yaudah sekarang tidur."
Lena menggeleng, "Nggak mau."
"Udah malem Lena." bujuk Erland lembut.
"Enggak mau, Erland," kekeuh Lena.
"Sekarang mau apa?" tanya Erland, bernegosiasi.
Lena berpikir, "Ambilin HP gue aja Er."
Dengan malas Erland mengambil ponsel Lena di atas meja, "Nih," sedikit ogah-oghan.
"Ikhlas nggak nih?" tanya Lena jahil.
"Ikhlas nggak ikhlas tetep lo ambil," cibir Erland pelan.
Lena terkekeh, "Yaudah sih, gitu aja marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
AILLENA
Teen FictionAillena Nerissa. Gadis ceria yang memiliki banyak teman laki-laki dan satu perempuan-teman semeja lebih tepatnya. Gadis friendly pecinta permen gagang ini menyukai teman satu angkatannya, bukan cinta dalam diam melainkan cinta dalam bar-bar. Sampai...