30. TEMAN KAMU?

60 2 0
                                    

Penampilan seseorang tidak menjamin sifat asli orang itu.

Aillena Nerissa

***

"Mau coba nggak?" Awan menyondorkan sesendok chocolate cake ke arah Lena.

"Enggak."

"Beneran enak banget ini. Coba dikit aja," Awan tak menyerah, lelaki itu menyondorkan lebih dekat sesendok cake-nya.

"Astaga Wan, pesanan kita sama kali. Apa bedanya?" Lena tersenyum geli.

"Beda! coba nih."

Lena menghembuskan nafas, ia mendekatkan mulutnya ke arah sendok Awan.

"Kunyah pelan Lena." Instruksi Awan, cowok itu menunggu reaksi Lena dengan tatapan berharap.

Lens mengangguk-anggukkan kepala beberapa kali, "Gimana enak kan?" tanya Awan memastikan.

Gadis itu mengukir senyumnya, dengan polos Lena menjawab, "Biasa aja."

Awan menautkan alisnya, "Masa sih? nggak ngerasain gitu keistimewaannya?"

"Istimewa apa sih, biasa aja kok."

"Istimewa...aku yang nyuapin. Enggak ngerasa?"

"Enggak."

***

"Kita mau kemana lagi?" tanya Awan saat mereka berjalan tak tahu tujuan.

"Pulang aja yuk."

"Capek?"

Lena mengangguk.

"Yaudah, ayo."

Sekelebat postur tubuh orang melintas di netranya. Dua perempuan yang sedang asik bercengkrama berjalan memasuki pusat mall Yogyakarta. Lena menghentikan langkahnya, gadis itu menatap dua orang yang sudah berjalan penghapus jarak dengannya seiring langkah itu menjauh dengan pandangan sulit diartikan.

Menimbulkan beberapa kerutan di dahi Awan, "Kenapa berhenti, katanya mau pulang?" tanya cowok itu lembut.

"Bentar, aku kok kayak kenal cewek itu ya?" tunjuk Lena ke arah dua perempuan yang sedang memilih baju beberapa meter dari tempatnya.

Mata Awan tertuju ke arah tunjuk Lena, "Mia kan?"

"Iya aku tau itu. Sebelahnya, yang pake jaket."

Awan terkejut sejenak, "Kamu kenal?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan terkejut sejenak, "Kamu kenal?"

"Sedikit, tapi dia mirip..." Lena ragu untuk melontarkannya. Gadis itu berjalan mendekat, memastikan jika yang di pikirannya salah.

Semakin dekat, wajah itu semakin jelas. Lena tentu mengenalnya, namu kini perempuan itu sedikit berbeda. Berbeda penampilan. Demi tidak terus menerka-nerka lebih baik Lena membuktikan. Gadis itu menepuk pelan bahu perempuan di sebelah Mia, dua cewek itu belum menyadari keberadaan Lena sedari tadi.

"Shella?" panggilnya lirih.

Tentu perempuan yang Lena panggil tadi terlonjak kaget, ia menoleh. Dan ekspresi terkejut tampak nyata untuk Lena baca, "Ehh, Lena."

Lena tersenyum, "Penampilan lo beda." katanya.

Kembali Lena tangkap, Shella tampak gelagapan saat akan menjawab. "Ohh ini, iya."

Lena beralih menatap Mia, setahunya Mia dan Shella di sekolah tidak dekat, berinteraksi pun jarang. Namun kini? mereka terlihat akrab dan seperti sahabat yang menghabiskan waktu untuk hang out bersama. Raut wajah Mia juga tampak....pias?

"Jadi pulang nggak?" suara Awan berhasil menyadarkan kebingungan dalam benak Lena, gadis itu menoleh disertai anggukkan kepala sekali.

"Gue pulang dulu ya Shell, Mi," pamitnya. "Have fun kalian!" seru gadis itu.

"Iya, makasih. Hati-hati Lena!" balas Shella ceria.

Mia menyenggol lengan kiri Shella, mungkin menyadarkan cewek itu atau memberi peringatan jika mulai saat ini keadaan tidak lagi baik-baik saja. Dibalas dengan telunjuk Shella di depan bibir, mengisyaratkan Mia untuk diam. "Tenang, percaya sama gue." katanya.

***

"Silahkan masuk," suruh Awan sesaat setelah membukakan pintu mobil fortuner-nya. Lena tersenyum membalas.

"Emang tadi siapa sih, kamu kayak orang kaget gitu?" tanya Awan ketika mereka sudah duduk di dalam mobil.

"Dia Shella, temen semeja aku. Tapi, anehnya ya Wan, dia beda banget, 180 derajat. Kalo di sekolah dia cupu. Asli, aku hampir nggak ngenalin tadi," jelas Lena.

"Teman seangkatan kita?"

"Iya!"

"Pantesan. Perasaan nggak ada cewek kayak dia di sekolah. Ternyata fake appearance."

"Kamu punya nomor HP-nya?" lanjut cowok itu bertanya.

"Punya."

"Minta dong! boleh?"

Lena mengeryitkan dahinya, "Buat apa?"

Awan menangkat bahunya, "Minta aja." jawabnya.

Lena merogoh tas slempangnya, mencari benda pipih berwarna black, lalu menyondorkannga ke arah Awan, "Cari aja, Shella. Aku mau tidur bentar, nanti kalo udah sampai bangunin," ucapnya.

"Oke. Siipp!"

***

Siapa nih kalo pacaran kaya Lena, ditinggal tidur waktu pulang atau berangkat saat jalan-jalan??

Follow Istagram:
@moozyedeva
@aillena._

AILLENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang